Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kementan Terus Validasi Berkurangnya Luas Baku Lahan Sawah di Sumut

Kementan Terus Validasi Berkurangnya Luas Baku Lahan Sawah di Sumut Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Dinas Pertanian (Distan) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) terus melakukan validasi berkurangnya luas baku lahan sawah. Ini guna mengoreksi dan menambah Luas Tambah Tanam (LTT) padi Provinsi Sumatera Utara pada periode Oktober-September 2018/2019 yang tercatat mengalami defisit 150.289 hektare jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.

"Beberapa penyebab defisitnya realisasi tersebut adalah berkurangnya luas baku lahan sawah dari 428.961 hektare data BPS menjadi 245.953 hektare data Kementerian ATR/BPN," demikian diungkapkan Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy, selaku Penanggungjawab UPSUS Provinsi Sumut dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (11/10/2019).

Baca Juga: Percepat Gerakan Olah Tanah dan Tanam Padi di Karanganyar, Kementan Serahkan Bantuan Pompa

Kamis (10/10/2019) kemarin telah diselenggarakan Rapat Koordinasi bersama Penanggungjawab UPSUS Kabupaten dan Kepala Bidang Dinas Pertanian serta petugas data LTT di Medan. Sarwo menyebutkan saat ini Kementan sedang melakukan validasi ulang luas baku lahan sawah tersebut melalui aplikasi ArcGIS. Hasilnya akan segera dilaporkan ke Pusat Data dan Sistem Informasi (Pusdatin) Kementan yang mengembangkan aplikasi tersebut.

"Kami juga kejar tanam padi Oktober-Desember 2019 di lahan-lahan yang bisa ditanami padi gogo, seperti di tegalan-tegalan dan tumpangsari di perkebunan," sebutnya.

Sarwo menyebutkan rencana aksinya untuk mengejar luas tambah tanam, yaitu dengan upaya percepatan pengolahan lahan setelah panen atau optimalisasi pemanfaatan alat mesin pertanian yang terdapat di kelompok tani maupun Unit Pengelola Jasa Alsintan (UPJA)/Brigade. Setelah itu,  melakukan koordinasi dan konsolidasi seluruh pihak-pihak di tingkat lapangan, yaitu Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), TNI, dan petani. 

"Aksi berikutnya adalah melakukan percepatan pengadaan dan penyaluran benih padi bantuan, baik melalui APBD dan APBN, dan melakukan optimalisasi pemanfaatan bantuan GPOT (Gerakan Percepatan Olah Tanah, red)," terangnya.

Kepala Seksi Intensifikasi Padi Irigasi dan Rawa Kementan, Ike Widyaningrum, meminta Provinsi Sumut harus mengejar pertanaman karena saat ini sudah turun hujan. Kementan turut membantu dengan optimalkan segala upaya untuk mencapai target produksi. 

"Manfaatkan fasilitasi GPOT dari Kementan dan segera percepat penyaluran benih agar petani bisa segera tanam,” ungkap Ike.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Provinsi Sumatera Utara, Dahler, menyebutkan bahwa realisasi Oktober-Maret 2018/2019 untuk tanaman padi adalah 1,17 juta ha. Perkiraan panen Januari–Desember 2019 adalah 1,03 juta ha. Jika provitas padi sebesar 5,2 ton per ha, produksi padi di Provinsi Sumut akan mencapai 5,34 juta ton di tahun ini.

"Kami juga menyampaikan terima kasih kepada kabupaten-kabupaten yang telah berkontribusi terhadap capaian LTT di periode ini. Namun, kami juga mengingatkan agar data tanam di-input ke dalam aplikasi Penguatan Data Pangan Strategis sehingga terekam dengan baik," bebernya.

Yeni, salah seorang peserta rapat dari Kabupaten Tapanuli Selatan mengatakan pihaknya di periode tahun ini memang harus mengejar luas tambah tanam yang telah ditargetkan. Pasalnya, terjadi pengurangan luas lahan sebesar 25.000 ha sesuai dengan surat dari Kementerian ATR/BPN. 

“Namun, kami akan terus berusaha untuk memenuhi target yang telah ditetapkan dan akan mengejar kekurangan tersebut di periode tanam berikutnya,” tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Puri Mei Setyaningrum
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: