Exxon Mobil Corp sedang menjajaki penjualan aset penghasil minyak dan gas milik perusahaan di Malaysia. Exxon menunjuk Bank of America Merrill Lynch (BAML) untuk menjual asetnya guna mempercepat program pembuangan.
"Perusahaan minyak besar itu tidak punya perjanjian dengan pembeli potensial untuk properti di Malaysia dan akan terus mengoperasikan ladang tersebut sambil mengeksplorasi penjualan mereka," juru bicara Julie King memberikan konfirmasi, dikutip Reuters (14/10/2019).
Exxon berkeinginan menjual aset senilai US$15 miliar pada 2021. Bank of America menolak berkomentar. "Aset Malaysia, termasuk saham di dua ladang minyak besar, diperkirakan bernilai hingga US$3 miliar," kata seorang sumber dari perbankan dan industri.
Baca Juga: Kurangi Impor, Pertamina Beli Minyak dari Exxon
Perusahaan yang berbasis di Irving, Texas, AS ini telah meningkatkan penjualan aset di seluruh dunia dalam beberapa bulan terakhir. Yang dijual termasuk aset produksi di Norwegia, Australia, Nigeria, Azerbaijan, dan Inggris.
Di laman resminya, Exxon menyatakan mengoperasikan 35 anjungan migas di 12 ladang lepas pantai di Malaysia dan memiliki kepentingan di 10 anjungan lainnya di lima ladang di Laut China Selatan.
Unit-unit operasi tersebut menghasilkan 15 persen dari 600.000 barel per hari produksi minyak Malaysia dan setengah dari 2 miliaran kaki kubik per hari produksi gas alamnya.
Dalam catatan konsultan WoodMackenzie, ladang migas Exxon Malaysia dioperasikan di bawah 50 persen dan 78 persen saham dalam dua Kontrak Bagi Hasil (PSC).
"Aset-aset di Malaysia sudah lama beroperasi dan sebagian besar infrastrukturnya telah usang. Pembelinya harus mendapat mandat operasi yang kuat dan diakui Petronas (perusahaan minyak nasional Malaysia) untuk menjadi operator berkualifikasi dan bereputasi baik," ungkap seorang bankir.
Baca Juga: Pertamina-Petronas Kerja Sama Kembangkan Bisnis Migas
Exxon yang telah beroperasi di Malaysia selama lebih dari 125 tahun akan terus mengoperasikan bisnis lainnya di negara itu. Perusahaan ini mengoperasikan dua kantor pusat di Kuala Lumpur, untuk industri hulu, bahan bakar, manufaktur pelumas, dan bahan kimia, serta untuk teknologi informasi. Exxon juga menjadi penyedia polyethylene untuk pasar Malaysia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: