Tegas, Erdogan Tak Ingin Ada Pertemuan dengan Pence dan Pompeo
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan akan menolak menemui Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Michael Richard Pence dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo yang akan berkunjung ke Ankara. Kunjungan para pejabat tinggi Amerika itu untuk mendesak agar Ankara melakukan gencatan senjata di Suriah timur laut.
Pence dan Pompeo dijadwalkan terbang ke Turki pada Rabu malam. Erdogan menegaskan bahwa dia hanya berurusan dengan Presiden AS Donald Trump.
AS mendesak Turki —yang sedang menginvasi pasukan Kurdi di Suriah timur laut— agar melakukan gencatan senjata. Invasi Ankara terjadi setelah Trump tiba-tiba menarik pasukan AS dari wilayah tersebut dan meninggalkan sekutunya, Kurdi.
Baca Juga: Erdogan Desak Pejuang Kurdi Tinggalkan Suriah Malam Ini karena Bakal Ada...
Penasihat Keamanan Nasional AS, Robert O'Brien, dan Utusan Khusus AS untuk Suriah, Jim Jeffrey, juga berada dalam misi kunjungan Pence dan Pompeo ke Turki.
Sikap Erdogan itu muncul ketika ditanya jurnalis Sky News, Alex Crawford, apakah permintaan AS untuk gencatan senjata membuatnya khawatir.
"Mengapa kita harus begitu? Saya tidak akan berbicara dengan mereka, mereka akan berbicara dengan rekan-rekan mereka," kata Erdogan melalui seorang penerjemah.
"Ketika Trump datang ke sini saya akan berbicara," ujar Erdogan, seperti dikutip NBC News, Kamis (17/10/2019).
Keterangan berbeda disampaikan Kantor Presiden Turki yang mengatakan bahwa Pence akan bertemu Erdogan secara pribadi pada hari Kamis.
"Erdogan akan bertemu Wakil Presiden Pence dan Pompeo besok," kata Rag?p Soylu, juru bicara Erdogan, melalui Twitter.
Turki sedang menghadapi tekanan internasional untuk mengakhiri invasinya di Suriah timur laut yang telah dimulai sejak 9 Oktober. Dalam invasinya, pasukan Turki menembaki sebagian besar wilayah Suriah, di mana ratusan warga Kurdi Suriah tewas dan ratusan ribu lainnya mengungsi.
Baca Juga: Tak Ambil Pusing, Trump Sebut Konflik Turki-Suriah Bukan Masalah AS
Penarikan pasukan AS dari Suriah secara efektif meninggalkan sekutu Kurdi-nya —yang dikenal sebagai Unit Perlindungan Rakyat (YPG)— yang telah memerangi ISIS di bawah koalisi bernama Pasukan Demokratik Suriah (SDF).
Pemerintahan Trump telah memberlakukan sanksi pada Turki karena melakukan serangan di Suriah awal pekan ini. Namun, Erdogan menolak membatalkan invasi.
“Presiden (Trump) menuntut agar kami mengumumkan gencatan senjata. Kami tidak akan pernah," kata Erdogan, seperti dikutip media pro-pemerintah Tukri, pro-Sabah.
“Tidak ada gencatan senjata yang mungkin terjadi di Suriah sampai Unit Perlindungan Rakyat mengevakuasi wilayah perbatasan. Saya mengatakan kepadanya (Trump) bahwa Turki tidak akan bernegosiasi dengan teroris," ujarnya.
Erdogan juga mengatakan pada hari Selasa bahwa Turki akan melanjutkan ke Suriah sampai mereka menetapkan "zona aman" selebar 260 mil di sepanjang garis yang paralel dengan perbatasan Turki antara Irak dan Laut Mediterania.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: