Nasib yang saling bertolak belakang dialami oleh aset-aset investasi Tanah Air, yakni rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Nilai tukar rupiah yang sedari awal tampil paripurna kini berbalik dibombardir oleh mata uang Asia dan dunia.
Rupiah terkoreksi 0,21% ke level Rp14.059 per dolar AS dan resmi menjelma sebagai mata uang terlemah kedua di Asia. Tatkala rupiah akhirnya tumbang, IHSG justru semakin kokoh dan tak terkalahkan.
Baca Juga: Dolar AS Balas Melawan, Rupiah Angkat Tangan!
Menutup perdagangan Kamis (24/10/2019) sore, IHSG menguat 1,31% ke level Rp6.339,65. Level tersebut sekaligus menjadi yang tertinggi dari capaian IHSG sepanjang hari ini. Saking kokohnya, IHSG hanya menyentuh level terendah di angka 6.270,19, selisih tipis dengan harga saat pembukaan pasar.
Ada beberapa sentimen yang mewarnai gerak IHSG kali ini, di antaranya adalah pemangkasan suku bunga BI sebesar 25 bps menjadi 5% dan geliat investor yang aktif menyuntik dana segara ke pasar saham.
Baca Juga: Erick Thohir Berpaling, Saham ABBA dan MARI Bikin Merinding!
Bursa mencatat, sampai dengan Kamis sore, investor asing dan domestik mengguyur pasar saham dengan nilai yang fantastis, yakni masing-masing sebesar Rp626,14 miliar dan Rp1,17 triliun.
Sejumlah 15,75 miliar saham diperdagangkan dengan frekuensi 603.742 klai transaksi dan nilai transaksinya mencapai Rp1059 triliun. Pergerajan saham pun didominasi oleh saham yang menguat dengan rincian ada 225 saham naik, 165 saham turun, dan 166 saham lainnya stagnan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: