Pelindung Hutan Amazon Wajahnya Ditembak Penebang Liar, sekarang Kondisinya
"Pemerintah Bolsonaro memiliki darah di tangannya," kritik APIB, yang mewakili sekitar 900.000 penduduk asli negara itu, dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu.
"Meningkatnya kekerasan di wilayah adat adalah akibat langsung dari pidato kebenciannya dan langkah-langkah yang diambil terhadap rakyat kami," lanjut APIB.
Sonia Guajajara mengatakan pemerintah membongkar lembaga lingkungan dan adat, dan meninggalkan suku-suku untuk membela diri dari invasi tanah mereka.
"Sudah waktunya untuk mengatakan cukup genosida yang dilembagakan ini," katanya dalam sebuah posting di Twitter.
Baca Juga: Gila! Pria Asal Brasil Ini Paksa 240 Wanita untuk Dijadikan Budak Seks
Guajajara, salah satu kelompok masyarakat adat terbesar di Brazil dengan sekitar 20.000 orang, membentuk Penjaga Hutan pada tahun 2012 untuk berpatroli di daerah reservasi yang luas.
Daerah itu sangat luas sehingga suku kecil dan terancam punah, Awa Guaja, tinggal jauh di dalam hutan tanpa kontak dengan dunia luar.
Dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Reuters pada bulan September, Paulino Guajajara mengatakan bahwa melindungi hutan dari para penyusup telah menjadi tugas yang berbahaya, tetapi rakyatnya tidak bisa menyerah pada rasa takut.
"Saya kadang-kadang takut, tetapi kita harus mengangkat kepala dan bertindak. Kita di sini bertarung," katanya pada waktu itu.
"Kami melindungi tanah kami dan kehidupan di atasnya, hewan, burung, bahkan Awa yang ada di sini juga," imbuh Paulino Guajajara, yang berusia 20-an tahun dan meninggalkan satu anak.
"Ada begitu banyak kerusakan alam yang terjadi, pohon-pohon baik dengan kayu sekeras baja ditebang dan diambil. Kita harus menjaga kehidupan ini demi masa depan anak-anak kita."
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto