Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mengiklan Lewat Influencer: Jumlah Followers atau Jumlah Sasaran?

Mengiklan Lewat Influencer: Jumlah Followers atau Jumlah Sasaran? Kredit Foto: Bernadinus Adi Pramudita

Indra Sugiarto, seorang influencer, menjawab pertanyaan ini. Menurutnya, apa yang dapat meningkatkan penjualan suatu produk lewat influencer adalah bagaimana sikap seorang influencer terhadap pengikutnya.

"Ketika temen UMKM mau mencari influencer melalui channel apapun, dilihat juga profil dia. Apakah dia punya waktu membalas komentar teman-teman followers-nya, bagaimana dia men-treat followers-nya itu penting banget karena itu yang men-drive mereka ke sales," ujarnya di Menara Rajawali, Rabu (6/11/2019).

Baca Juga: Twitter Stop Iklan Politik, Bos Facebook: Alasan Kami Bukan Uang

"Betul, memang belum tentu followers-nya banyak akan men-drive ke sales," tambahnya. Alex juga mengatakan hal yang senada. Menurutnya, bagaimana influencer berinteraksi dengan pengikutnya dan bagaimana kredibilitas dari seorang influencer sangat menentukan dampak dari promosi.

"Karena bukan masalah reach doang 'oh yang baca seribu orang', tapi tingkat kepercayaan, engagement, dan kredibilitas dari influencer itu yang membuat dampaknya tinggi," katanya.

Meski demikian, menurut Indra, bukan berarti influencer dengan jumlah pengikut yang banyak akan memberikan dampak minimal pada peningkatan penjualan. Menurutnya, masih banyak influencer yang memiliki pengikut banyak namun masih sempat berinteraksi dengan pengikutnya.

"Jangan sampai itu menjadi generalisasi bahwasanya semua yang followers-nya banyak artinya tidak mengurus followers-nya. Banyak temen-temen influencer yang punya followers banyak, tapi kita berusaha untuk tetap konek dengan followers kita," ungkapnya.

Alex juga menyimpulkan bahwa memang ada pergeseran pola beriklan melalui influencer. Menurutnya, influencer dengan kelas mikro atau memiliki jumlah pengikut di bawah 10 ribu juga berdampak pada penjualan sama halnya dengan influencer kelas top tier atau sekelas selebriti yang followers-nya di atas 10 juta.

"Bukan hanya influencer kelas top tier, sekelas selebriti saja yang berdampak, tapi kelas mikro juga berdampak. Bahkan, kita sekarang melihat sudah banyak yang bergerak ke mikro," ujarnya.

Ketepatan sasaran pasar menjadi kunci perubahan strategi pemasaran melalui influencer. Menurutnya, sasaran yang tepat akan berdampak efisien pada penjualan. "Kalau dulu teriak ke sejuta orang, seribu orang makan. Kalau sekarang teriak ke seribu orang yang tepat mungkin 800 akan makan," pungkasnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: