Alasan Miss Indonesia Princess Megonondo Lakukan Proyek BWAP di Kawungsari Girang
Mengerjakan proyek untuk Beauty With A Purpose (BWAP) di Miss World 2019 memberikan banyak pengalaman bagi Miss Indonesia Princess Megonondo. Suka duka pun dia lalui selama melakukan proyek itu di wilayah Kawungsari Girang, Kelurahan Wargamekar, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Princess memilih lokasi itu tentu bukan tanpa alasan. Dia berangkat dari keprihatinannya saat melihat kondisi anak-anak di desa itu dan juga lingkungan tempat tinggal mereka. Melihat itu semua, Princess pun tersentuh dan ingin membantu.
"Saya memilih lokasi itu karena anak-anak di sana sehingga menaruh perhatian yang cukup besar pada anak-anak, saya melihat mereka di sana itu kurang mendapat hidup yang baik. Maksudnya, anak-anak di sana berjualan cireng ke Kota Bandung setelah sekolah dan menurut saya ini harus diperbaiki belum lagi masalah sampah, kesehatan terutama sanitasi didaerah tersebut," ujarnya saat ditemui di MNC X Kolega Coworking Space, Park Tower, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (8/11/2019)
Baca Juga: Pisah dengan Raja Malaysia, Miss Rusia Jual Cincin Nikah Seharga Rp3,6 miliar
Wanita kelahiran 30 Agustus 2000 ini mengatakan, anak-anak itu terpaksa menggunakan waktunya untuk bekerja. Padahal, di usia mereka, mereka harusnya belajar, bermain dan mengenal banyak hal. Demi memberi ruang anak-anak di sana belajar banyak, Princess membangun fasilitas taman baca, teman anak-anak di sana belajar sekaligus bermain. Dia pun menjelaskan, kegiatan sosial ini merupakan bagian dari BWAP Project 2019 yang akan dipresentasikan di Miss World Desember mendatang.
Selain itu, upaya lain yang dilakukan Miss Indonesia di desa itu adalah mengubah pola hidup kebiasaan (habit) masyarakatnya yang kurang peduli pada kesehatan lingkungan utamanya sanitasi dan kebersihan lingkungan. Ketika mahasiswi Universitas Bina Nusantara Jurusan International Bussines ini tiba pertama kali didaerah tersebut, dia melihat banyak bertebaran tumpukan sampah di lingkungan rumah. Selain itu, dia juga melihat banyak kandang sapi yang kotorannya tidak dibersihkan secara baik sehingga berdampak pada menimbulkan bau tak sedap dan tak sehatnya kualitas udara.
Tidak hanya itu, wanita yang menguasai tiga bahasa asing ini juga melihat potensi yang begitu besar di bidang kuliner yang berasal dari bahan ikan segar perikanan. Ya, di desa tersebut, cerita Princess, banyak sekali empang tapi sayangnya tak diurus dengan benar. Alhasil, empang di sana tak memberi manfaat yang berarti untuk masyarakat.
Keprihatinannya atas berbagai masalah lingkungan itu yang akhirnya merumuskan beberapa langkah nyata di projek BWAP. "Untuk masalah sampah, aku coba sosialisasiin ke masyarakat untuk tidak buang sampah sembarangan. Selanjutnya, aku juga coba berikan alat inseminator sampah yang efek polusinya 98% lebih aman untuk manusia dibandingkan bakar sampah secara konvensional," kata Princess.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Shelma Rachmahyanti
Editor: Shelma Rachmahyanti
Tag Terkait: