Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mau Right Issue Tahun Depan, Begini Persiapan dari Bukopin

Mau Right Issue Tahun Depan, Begini Persiapan dari Bukopin Kredit Foto: Gito Adiputro Wiratno
Warta Ekonomi, Bandung -

PT Bank Bukopin Tbk berencana menggunakan laporan keuangan buku Agustus atau maksimal Desember 2019 untuk pelaksanaan penawaran umum terbatas (right issue) perusahaan.

Dengan demikian, dapat dipastikan, pelaksanaan right issue maksimal bakal dilakukan pada Semester i/2020 mendatang.

“Dua opsi itu masih akan kami bicarakan dengan dewan komisaris. Kami masih memiliki waktu satu tahun terhitung sejak pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Oktober 2019 lalu,” ujar Direktur Utama PT Bank Bukopin Tbk, Eko Rachmansyah Gindo, dalam paparan kinerjanya, di Bandung, Jumat (15/11).

Baca Juga: Buka Layanan Lakupandai di Klungkung, Bukopin Sosialisasikan Serunya Nabung

Terkait persiapan proses right issue tersebut, menurut Eko, pihaknya kini masih dalam tahap mencari pembeli siaga (standby buyer) yang bersedia menyerap saham yang bakal diterbitkan nantinya. Pihaknya juga tengah mempertimbangkan terkait komposisi pemegang saham pasca nantinya right issue benar-benar telah dilakukan.

Eko berpandangan, bila saham di sebuah perusahaan dimiliki dengan cukup dominan oleh satu atau dua pihak saja, maka hasilnya tidak akan bagus terhadap kinerja perusahaan. “Justru enggak sehat, karena dengan porsi kepemilikan semakin besar, sebuah entitas pemegang saham akan sangat mungkin untuk melakukan intervensi terhadap kinerja perusahaan,” jelasnya.

Dibanding mengejar besarnya kepemilikan saham oleh satu-dua pihak, lanjut Eko, hal yang lebih penting adalah proses transparansi oleh jajaran direksi dalam mengelola berjalannya roda bisnis perusahaan. Hal itu jauh lebih bisa menjamin proses good corporate governance (GCG) dalam sebuah perusahaan, menurutnya.

“Makin banyak pemegang saham makin baik, selama ada transparansi yang bagus dalam pengelolaan bisnisnya. Masalah (porsi kepemilikan saham) ini juga jadi pertimbangan kami dalam mencari sosok standby buyer, karena memang mencari standby buyer itu tak mudah,” tegas Eko.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Taufan Sukma
Editor: Tanayastri Dini Isna

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: