Uber kembali dilanda cobaan, salah satu petingginya kembali hengkang. Chief Product Officer Uber, Manik Gupta meninggalkan kursi jabatannya pada 13 Desember mendatang.
Gupta menjelaskan, ini waktu yang tepat untuknya beristirahat. Ia pun yakin kalau masa depan Uber akan cerah.
"Setelah berdiskusi dengan Dara (CEO) dan keluarga, setelah kami melewati IPO dan tahun penting bagi perusahaan, saya memutuskan untuk pensiun," ujar Gupta, dikutip dari TechCrunch (19/11/2019).
Baca Juga: Gara-Gara Krisis WeWork dan Uber, Perusahaan Konglomerat Ini Rugi Bandar!!
Ia mengaku akan menghabiskan waktu bersama keluarga sebelum meninjau tren yang muncul di kalangan konsumen internet untuk menekuni bisnis lain.
Gupta menambahkan, "saya benar-benar ingin mempelajari beberapa tren belakangan ini."
Gupta bergabung dengan Uber sebagai Direktur Senior Peta dan Tim Produk Pasar setelah keluar dari Google pada 2015. Pada November 2018, Gupta dipromosikan menjadi Chief Product Officer.
Karena belum ada penggantinya, Gupta masih perlu bekerja selama masa transisi sambil membantu mencari kandidat. "Selamat empat tahun terakhir, Gupta telah meningkatkan strategi produk kami dan menjadi pendorong di balik peluncuran produk terbaik, seperti Uber Rewards, Uber Pro, dan Uber Wallet," jelas juru bicara Uber.
Baca Juga: Waduh! Investasi di Pesaing Uber, Rakuten Rugi Sebanyak...
Sebelumnya, Uber telah memecat lebih dari seribu karyawan, meliputi tim pemasaran, teknisi, produk, Uber Eats, swakemudi, dan beberapa tim lain. Gupta jadi salah satu eksekutif yang bertugas mengevaluasi timnya, mengidentifikasi peran rangkap dan tumpang tindih, serta kinerja individu. Proses tersebut membuat 170 orang dari tim produk dipecat pada September lalu.
Sementara itu, Uber telah meluncurkan beberapa fitur dan produk baru dalam beberapa bulan terakhir, termasuk platform layanan keuangan, iklan dalam Uber Eats, dan program hadiah. Uber Pro, Uber Rewards, dan Uber Money merupakan tiga produk yang Gupta unggulkan.
Hengkangnya Gupta terjadi tak lama setelah Uber melaporkan kerugian lebih dari US$1 miliar dalam laporan pendapatan terbaru.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: