China Dirikan Pusat Komando Penanggulangan Krisis, Begini Reaksi Hong Kong
China mendirikan pusat komando krisis sebagai upaya untuk memperketat kontrol mengelola pergolakan di Hong Kong. Beijing juga sedang mempertimbangkan untuk mengganti penghubung resminya dengan kota semi otonom yang resah tersebut.
Menurut sumber dan media resmi pusat krisis ini terletak di Bauhinia Villa yang terpencil milik Kantor Penghubung Hong Kong dan dinamai sesuai dengan bunga anggrek yang menghiasi bendera dan mata uang Hong Kong. Vila ini sebelumnya juga pernah digunakan sebagai pusat krisis selama aksi protes pro demokrasi Occupy Central yang mengguncang Hong Kong pada 2014.
Menurut enam orang yang mengetahui hal itu, para pejabat utama China telah berkumpul untuk merencanakan strategi dan mengeluarkan instruksi yang bertujuan meredakan krisis.
Baca Juga: Pemilu Dewan Distrik Menang, Wang Yi: Hong Kong Tetap Bagian dari China
"Pihak berwenang Beijing telah memanggil pejabat penting Hong Kong untuk bertemu di vila tersebut selama lima bulan aksi protes anti pemerintah yang telah berlangsung semakin keras," ujar sumber tersebut seperti dikutip dari Reuters, Selasa (26/11/2019).
Dua sumber mengatakan di antara mereka yang hadir adalah pemimpin Hong Kong Carrie Lam, yang pada bulan September secara dramatis membatalkan RUU ekstradisi kontroversial yang memicu aksi protes, dengan persetujuan para pemimpin puncak China.
Para pejabat kepolisian Hong Kong, pemimpin bisnis dan politisi lokal yang pro Beijing juga telah dipanggil ke vila tersebut.
"Sebagai indikasi pentingnya operasi tersebut, Presiden China Xi Jinping menerima laporan tertulis setiap hari dari Bauhinia Villa," kata dua pejabat dan sumber lain yang mengetahui operasi itu.
Pejabat China dan Hong Kong yang diwawancarai meminta identitasnya dirahasiakan, merujuk pada sensitivitas masalah ini.
Seorang pengusaha Shenzhen yang memiliki hubungan dekat dengan pejabat China menggambarkan kompleks vila tersebut sebagai "pusat komando garis depan" yang digunakan pihak berwenang sebagai basis untuk mengoordinasi dan memantau situasi Hong Kong di lingkungan yang aman.
"Kompleks itu penuh dengan orang," kata pengusaha itu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: