Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lengkapi Obat Jantung, Novartis Beli The Medicines US$9,7 Miliar

Lengkapi Obat Jantung, Novartis Beli The Medicines US$9,7 Miliar Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan pembuat obat asal Swiss, Novartis AG, membeli perusahaan bioteknologi Amerika Serikat, The Medicines Co, sekitar US$ 9,7 miliar. Akuisisi tersebut untuk menambah portofolio obat-obatan penyakit kardiovaskular.

The Channel News Asia, Senin (25/11/2019) melaporkan, kesepakatan tersebut diharapkan dapat membantu menopang pertumbuhan perusahaan yang terancam oleh berakhirnya hak paten. Novartis membayar US$85 per saham dalam bentuk tunai, sekitar 24 persen premi di atas harga penutupan saham The Medicines Co sebesar US$68,55 pada 22 November.

Baca Juga: Biofourmis dan Novartis Gelar Proyek Komersil Tangani Pasien Gagal Jantung

Pihak Novartis mengatakan, dewan direksi kedua perusahaan telah menyetujui kesepakatan tersebut. Pembelian dilakukan melalui kas yang tersedia serta pinjaman jangka pendek dan jangka panjang.

Obat yang menjadi kandidat Medicines Co adalah inclisiran obat penurun kolesterol untuk pasien jantung. Obat ini akan melengkapi bisnis obat gagal jantung Entresto yang penjualannya melambat dan kini melewati ambang pendapatan tahunan US$1 miliar.

Novartis mengharapkan inclisiran ini mulai berkontribusi pada penjualan mulai 2021. Obat ini berpotensi menjadi salah satu produk dengan penjualan terbesar dalam portofolionya.

Kesepakatan membeli The Medicines menunjukkan bahwa Novartis bersedia menghabiskan miliaran dolar bukan hanya untuk perawatan penyakit langka seperti saat membeli terapi gen AveXis sebesar US$8,7 miliar, tetapi juga obat kardiovaskular untuk membantu jutaan pasien.

Kesepakatan ini sesuai dengan tujuan Kepala Eksekutif Novartis, Vas Narasimhan, yakni menambahkan akuisisi hingga US$10 miliar untuk meningkatkan portofolio dengan produk atau teknologi baru.

Novartis secara historis memiliki waralaba obat kardiovaskular yang kuat. Namun, gagal ketika Diovan yang pernah mengalami penjualan US$6 miliar per tahun kehilangan paten pada 2012.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lili Lestari
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: