Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jangan Kasih Kendor! Target Naikkan Hingga 3x Lipat, Mentan Kembali Lepas Ekspor

Jangan Kasih Kendor! Target Naikkan Hingga 3x Lipat, Mentan Kembali Lepas Ekspor Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo kembali melepas ekspor komoditas pertanian dalam rangka menggenjot volume ekspor demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi makro. Kali ini, Rabu (27/11/2019), pria yang akrab disapa SYL ini melepas ekspor pakan ternak (pellet) yang merupakan produk olahan gandum ke Filipina sebanyak 7.700 ton, nilainya mencapai Rp132 miliar di Dermaga 1, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Divisi Bogasari, Jakarta Utara.

"Hari ini kita buktikan Indonesia sebagai negara besar memiliki potensi pangan yang menjanjikan sehingga besok kehidupan kita harus lebih baik dari apa yang dicapai sampai hari ini. Oleh karena itu, Kementan dengan pihak Bogasari memiliki tekad yang sama bisa melakukan sesuatu yang langsung berkontribusi terhadap kesejahteraan rakyat dan kejayaan bangsa ke depan," kata SYL dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (27/11/2019).

Baca Juga: Petani Kalsel Mulai Panen Jagung Hasil Program Korporasi Kementan

Acara pelepasan ekspor tersebut dihadiri Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil, Dirjen Tanaman Pangan, Suwandi, Kepala Badan Litbang Pertanian, Fadjry Djufry, Kepala Badan Ketahanan Pangan, Agung Hendriadi, Direktur Indofood, Fransiscus Welirang, dan Walikota Jakarta Utara, Sigit Wijatmoko.

Mantan Gubenur Sulawesi Selatan itu menegaskan ekspor yang dilakukan ini merupakan salah satu bukti bahwa tidak semua gandum itu kebutuhannya hanya untuk impor. Faktanya, hari ini melakukan reekspor dan ini sudah dibuktikan dengan 50 kapal yang nilainya Rp1 triliun lebih dan yang diekspor hari ini merupakan kapal yang ke-50 sebanyak 7.700 ton, nilainya Rp132 miliar dan diberangkatkan ke Filipina. 

"Oleh karena itu, kegiatan ekspor seperti ini harus di-engineering terus sehingga lonjakan ekspor harus tiga kali lipat dari kondisi ekspor saat ini. Tentu saja Kementan bersama pelaku usaha terus melakukan upaya-upaya baik diplomasi bisnis dengan pihak luar negeri maupun kesiapan-kesiapan internal," tegasnya.

Lebih lanjut SYL mengatakan bahwa Kementan bersama seluruh jajaran termasuk pemerintah daerah siap mendukung untuk mengambil bagian. Sebab, ada hal lain bahwa gandum itu tidak hanya dari impor saja dan ternyata dipakai menjadi terigu. Terigu itu lalu diolah menjadi biskuit dan olahan pangan lainya yang diekspor.

"Seperti itulah cara berpikir kita, kita boleh impor dan impor tidak haram apabila dengan segala daya dan upaya kalau memang tidak ada lagi kemampuan kita dalam negeri. Namun, impor tidak hanya impor, tapi harus bisa meningkatkan kehidupan agar lebih baik," terangnya.

Namun demikian, SYL menekankan ke depan pihaknya harus menyiapkan kemampuan untuk memproduksi pangan sendiri atau mandiri secara bertahap. Dengan demikian, Indonesia makin memperkuat ekspor sehingga tidak banyak membicarakan impor saja, tetapi justru ekspor. Tambahnya, di bulan Maret tahun depan juga akan diadakan ekspor besar-besaran.

Sementara itu, Direktur Indofood, Fransiscus Welirang, selaku eksportir mengatakan bahwa ekspor Wheat Bran Pellet oleh Bogasari ke Filipina sampai November 2019 sudah mencapai 58 ribu ton atau senilai hamper Rp158 miliar. Belum lagi ekspor ke negara lain seperti Jepang, Vietnam, Korea, Thailand, China, dan Timur Tengah.

"Jadi, sampai bulan November 2019, diperkirakan total ekspor produk pakan ternak oleh Bogasari akan mencapai 273 ribu ton atau senilai hamper Rp726 miliar," sebutnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: