Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dinilai Sangat Tak Berdasar, Gedung Putih Ogah Ikut Sidang Pemakzulan Trump

Dinilai Sangat Tak Berdasar, Gedung Putih Ogah Ikut Sidang Pemakzulan Trump Kredit Foto: Foto: Reuters.
Warta Ekonomi, Washington -

Gedung Putih menolak berpartisipasi dalam sidang pertama pemakzulan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Sidang tersebut dijadwalkan digelar pada Rabu (3/12). Gedung Putih menilai penyelidikan terhadap Trump sangat tak berdasar.

"Penyelidikan tidak berdasar dan sangat partisan ini melanggar semua preseden masa lalu, hak proses hukum dasar, dan keadilan fundamental," ujar penasihat Gedung Putih Pat Cipollone dalam surat yang ditujukan untuk House Judiciary Committee pada Minggu (1/12), dikutip laman Aljazirah.

Baca Juga: Partai Demokrat Inginkan Pemungutan Suara Pemakzulan Trump saat Natal

Menurut dia, Gedung Putih tak dapat secara adil diharapkan berpartisipasi dalam persidangan. Terlebih para saksi terkait belum disebutkan. "Sementara itu masih belum jelas apakah House Judiciary Committee akan memberi presiden proses yang adil melalui sidang tambahan," ujarnya.

House Judiciary Committee telah memberi Trump tenggat waktu hingga Ahad petang untuk memutuskan apakah akan mengutus seorang pengacara dalam sidang pemakzulannya. Dalam persidangan tersebut akan turut dihadirkan empat ahli hukum guna membahas pertanyaan-pertanyaan konstitusional sehubungan dengan pasal-pasal pemakzulan.

Tiga panel investigasi yang dipimpin House Intelligence Committee dijadwalkan merilis laporan penyelidikannya pekan ini. Laporan tersebut akan menguraikan bukti yang dikumpulkan oleh komite intelijen, luar negeri, dan pengawasan.

Dalam dua pekan mendatang House Judiciary Committee dapat memilih apakah akan merekomendasikan pasal-pasal pemakzulan. Keputusan tersebut akan menentukan apakah proses pemakzulan Trump akan berlanjut ke Senat.

Saat ini Trump sedang diselidiki atas dugaan pelanggaran sumpah jabatan sebagai presiden. Trump dilaporkan menekan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk menyelidiki kandidat calon presiden AS dari Partai Demokrat Joe Biden dan anaknya Hunter Biden yang diduga melalukan praktik bisnis korup saat bekerja di perusahaan gas Ukraina, Burisma.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Shelma Rachmahyanti

Bagikan Artikel: