Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Edukasi Dorong Transaksi Kontrak Bursa Berjangka

Edukasi Dorong Transaksi Kontrak Bursa Berjangka Mentari Mulia Berjangka | Kredit Foto: Mentari Mulia Berjangka
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK), sebagai salah satu bentuk investasi di antara beragam pilihan, kian menarik perhatian para pengelola dana. Jumlah investor PBK pun terus meninggi seiring dengan signifikannya potensi keuntungan dari produk yang ditransaksikan di Bursa Berjangka.

Berdasarkan undang-undang Nomor 10/2011 amandemen dari undang-undang Nomor 32/1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi menyatakan bahwa PBK adalah segala sesuatu yang berkaitan jual beli komoditas dengan penarikan margin dengan penyelesaian, kemudian berdasarkan kontrak berjangka, kontrak derivatif syariah dan atau kontrak derivatif lainnya.

Dalam hal ini, komoditas merupakan sesuatu yang dapat dijadikan sebagai subyek kontrak berjangka untuk derivatif syariah dan atau kontrak derivatif lainnya yang diatur dengan peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).

Baca Juga: Resmi! Tokocrypto Jadi Platform Jual Beli Aset Kripto Pertama yang Terdaftar Bappebti

Komoditas yang ditransaksikan pun berbagai macam, mulai dari produk primer seperti pertanian, pertambangan, dan energi hingga berbagai produk finansial seperti indeks saham dan mata uang asing atau yang lebih dikenal dengan foreign exchange (forex).

Semakin tingginya minat masyarakat untuk terlibat dalam PBK ditandai dengan tren lonjakan volume transaksi kontrak multilateral dan kontrak Sistem Perdagangan Alternatif (SPA) baik di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) maupun Bursa Berjangka Derivatif Indonesia (BKDI) dalam beberapa tahun terakhir.

Data Bappebti menunjukkan bahwa transaksi BBJ dan BKDI pada 2016 mencapai  7.012.220 lot atau meningkat 6,40% dari tahun sebelumnya. Pada 2018, peningkatannya mencapai 25,20% atau menjadi 8.821.762 lot.

 

Adapun volume transaksi kontrak berjangka pada JanuariAgustus 2019 tercatat sebesar 7.043.116 lot. Jumlah itu diperkirakan terus meningkat seiring masifnya upaya sosialisasi dan edukasi terkait pilihan investasi PBK.

 

Untuk melihat lebih jauh potensi PBK dan sebagai upaya mengedukasi masyarakat, PT Mentari Mulia Berjangka, pialang resmi di perdagangan berjangka derivatif, menyelenggarakan Indonesia Derivative Reach International Market Summit 2019, Kamis (5/12/2019).

Forum internasional ini menghadirkan pembicara bertaraf global di bidang bursa berjangka, antara lain Lawrence Kook, Direktur Cambodia Derivative Exchange; Du Liqun, Deputi Direktur China Credit Research Center; dan Sou Socheat, Presiden Direktur Securities and Exchange Commission of Cambodia.

Diskusi Panel membahas potensi pasar berjangka atau derivatif dengan beragam produknya pada 2020. Tidak hanya di Indonesia, potensi PBK di sejumlah negara Asia Tenggara pun terbuka. Apalagi, BBJ terus memperluas kerja sama dengan beberapa bursa berjangka luar negeri. Harapannya, investor asing akan semakin banyak masuk ke perdagangan berjangka dalam negeri.

Kendati demikian, tidak hanya untuk memperdagangkan kontrak berjangka dari bursa luar ke dalam negeri, tetapi kerja sama ini juga berpotensi membuat kontrak komoditas dalam negeri dapat diperdagangkan juga di luar negeri, khususnya di Asia Tenggara.

Jika akhirnya minat investor asing membuat perdagangan bursa berjangka menjadi ramai, maka Indonesia semakin cepat mencapai mimpi untuk menjadi acuan harga komoditas dunia. Seperti diketahui, Indonesia merupakan produsen dan eksportir terbesar di dunia untuk beberapa komoditas, seperti kelapa sawit, karet, nikel, dan timah sehingga potensi untuk jadi harga acuan komoditas sangat besar.

Selain panel diskusi, dalam forum internasional itu, PT Mentari Mulia Berjangka Peking University juga menandatangani nota kesepahaman (MoU) terkait pertukaran informasi dalam penelitian dan data di bidang derivatif dan perdagangan berjangka.

Nota kesepahaman juga akan diteken antara PT Mentari Mulia Berjangka dengan First Gold sebagai penasihat dan konsultan di perdagangan berjangka. Sejumlah kesepakatan itu diarahkan pada pengembangan PBK dalam negeri dan edukasi kepada masyarakat luas.

Baca Juga: Bappebti dan PT Kliring Berjangka Indonesia Dorong Pemanfaatan SRG

Direktur Utama PT Mentari Mulia Berjangka, Ofik Taufiqurohman mengatakan, perusahaan bersinergi dan berkomitmen untuk melanjutkan edukasi tentang derivatif dan perdagangan berjangka demi mengembangkan potensi pasar derivatif di Indonesia hingga internasional.

Perusahaan berkomitmen membangun dan memperkuat SDM yang andal serta membuat inovasi baru dalam pelayanannya kepada nasabah agar lebih kompetitif di dunia perdagangan berjangka komoditi.

"Kami juga terus memberikan sosialisasi dan edukasi perihal perdagangan berjangka komoditi kepada masyarakat umum," ujar Ofik.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: