PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN menilai 2020 menjadi tahun yang penuh tantangan untuk mendorong pembiayaan properti di tengah ancaman perlambatan ekonomi nasional dan ancaman potensi resesi ekonomi global.
Untungnya, sejumlah insentif yang diberikan pemerintah, mulai dari kuota bantuan pembiayaan perumahan, insentif perpajakan hingga penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dan pelonggaran Loan to Value atau LTV yang meringankan uang muka KPR, membuat sektor properti diprediksi masih tetap menggeliat.
Baca Juga: BTN Salurkan KPR Subsidi Rp159,9 Triliun untuk 3,46 Juta Unit Rumah
"Perbankan pada umumnya bersikap lebih hati-hati dalam menghadapi 2020 karena masih ada tantangan likuiditas dan tekanan dari kredit bermasalah sehingga laju pertumbuhan kredit, termasuk untuk sektor properti kami proyeksikan hanya akan tumbuh single digit," kata Direktur Finance, Planning, & Treasury BTN, Nixon LP Napitupulu di Seminar Property Outlook 2020 di Jakarta, Selasa (10/12/2019).
Nixon menilai pertumbuhan kredit properti seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi maupun nonsubsidi, serta kredit agunan rumah, dan kredit pembangunan rumah akan tumbuh single digit karena sejumlah faktor, di antaranya anggaran pemerintah untuk subsidi perumahan yang terbatas.
Seperti diketahui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyatakan, APBN menganggarkan Rp11 triliun untuk memfasilitasi subsidi pembiayan 102.500 unit pada 2020. Jumlah unit rumah yang dapat mendapat subsidi tersebut lebih rendah dari 2018 sebesar 280.000 unit dan 2019 mencapai 162.000 unit.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: