Di tengah polemik wacana kebijakan membuka ekspor benih lobster ke Vietnam, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengatakan melakukan pendalaman.
Menurutnya, saat ini ada nelayan yang menangkap benih lobster yang secara diam-diam diselundupkan. Itu dilakukan oleh nelayan yang tidak ada lagi pekerjaan.
"Itu sangat mengganggu. Di sisi lain, ada nelayan yang ingin berbudaya ingin menangkap lobster hidup, itu kelompok yang harus dijaga," jelas Edhy.
Baca Juga: Mulai Detik Ini, Benih Lobster Tak Boleh Ditangkap
Di sisi lain, lanjut Edhy, ada peluang bagi negara untuk melakukan budi daya. Sebab di luar negeri sudah banyak yang melakukan budi daya. Itu semua harus dipelajari.
Edhy meyakini lobster sangat bisa dibesarkan di Indonesia. Untuk lahan, juga sangat banyak, kepulauan di Indonesia dari Sabang sampai Merauke banyak memiliki teluk. Di NTB dan Jawa juga banyak tempat yang menjadi pusat lobster, seperti Jember dan sebagainya.
"Itu yang saat ini sedang saya galang, apakah salah satunya bisa budi daya 100%, itu harapan kami," jelas Edhy.
Tapi untuk melakukan itu membutuhkan persiapan yang tidak sedikit, seperti menentukan tempat yang sesuai, membangun keramba apung, dan transportasi dan sarana. Kalau persiapan itu belum bisa dilakukan, artinya budi daya juga belum bisa dilakukan 100%.
"Ini kan semua butuh waktu, apakah kita mau nunggu, sambil waktu ini siap, atau kita diamkan ini, atau kita kasih kuota ekspor," ujar Edhy.
Kalaupun dilakukan ekspor, kuota ekspor diberikan langsung dengan pengusaha atau budi daya di Vietnam. Jadi, tidak lagi lewat perantara, sehingga nilai keekonomian untuk penangkap dan pengambil lobster langsung dirasakan.
Soal ancaman berkurangnya lobster di lautan Indonesia karena terlalu banyak diambil, Edhy menyebut, dari hasil penelitian, jumlah yang diambil itu hanya 1% atau bahkan cuma 0,25%. Berapa jumlahnya memang jadi perdebatan.
Baca Juga: Pemerintah Gagalkan Penyelundupan Benih Lobster Senilai Rp5,4 Miliar
Tapi masalah itu bisa diselesaikan dengan adanya kewajiban pembudi daya yang ingin terjun di dunia budi daya lobster untuk mengembalikan (restocking) 5%. Dengan demikian, akan ada pertambangan benih lobster di alam empat kali lebih banyak dari yang diambil.
"Itu pun perlu dikaji, tidak perlu 5%, menurut saya 2,5% cukup," ujar Edhy.
Maka dari itu, perlu dilakukan riset, yang akan melihat setelah lobster itu diambil dari alam apa yang akan hilang. Termasuk anak lobster yang mati dimakan siapa, ikan yang mana, apakah berpengaruh kalau ditarik dari alam, dan kalau mati apa yang akan terkait dari situ. Intinya, rantai makanannya harus dijaga.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: