Menurut Reza, program keberlanjutan perusahaan dalam komitmen daur ulang telah menjadi bagian dari operasi bisnis perusahaan sejak 2005. Dua tahun lalu, dari kegiatan yang sama juga telah berdiri perpustakaan berbahan dasar daur ulang di Cirebon.
2018 lalu, perusahaan juga telah mendaur ulang lebih dari 10,338 ton kemasan karton bekas minum. Tahun ini, Tetra Pak Indonesia menggandeng mitra pengumpul baru untuk wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta, yaitu Bank Sampah Bina Usaha Mandiri.
Sehingga, total telah ada lima mitra pengumpul yang bertanggung jawab untuk wilayah Bali dan Lombok (EcoBali Recycling), Jawa Timur dan Madura (YAPSI), Jawa Barat (Waste4Change), dan Jabodetabek (Armada Kemasan Nusantara).
Baca Juga: Dukung Ekonomi Sirkuler, Tetra Pak Daur Ulang 10 Ribu Ton Karton Bekas
"Dengan demikian tingkat daur ulang ditargetkan naik mencapai 30% pada 2020," ucap Reza.
Selain itu, kemasan karton bekas minuman Tetra Pak juga telah didaur ulang sebagaimana yang bisa dilihat dari hasil produk daur ulang seperti atap gelombang dan papan partisi yang berkualitas dari bahan PolyAl (Polymer dan Aluminum) untuk dimanfaatkan dalam pendirian perpustakaan di kedua sekolah Bekasi dan Depok sebagai dinding dan atap.
Produk lainnya yang dapat dimanfaatkan dari hasil daur ulang kemasan karton bekas minum adalah kertas daur ulang sebagai karya kreatif lain yang berwawasan lingkungan.
Tidak hanya itu, untuk menjamin keberlanjutan kayu dan hutan, Tetra Pak Indonesia telah memanfaatkan sumber daya alam secara bertanggung jawab seperti yang dibuktikan dengan sertifikasi Forest Stewardship Council (FSC) pada setiap label kemasan. Organisasi non-profil global tersebut mempromosikan pengelolaan hutan lestari secara bertanggng jawab melalui sertifikasi global.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: