Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apresiasi Langkah Erick, Stafsus Presiden: Anak BUMN Jangan Matikan Usaha Rakyat

Apresiasi Langkah Erick, Stafsus Presiden: Anak BUMN Jangan Matikan Usaha Rakyat Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Istana kepresidenan mengapresiasi langkah Menteri BUMN Erick Thohir untuk menata kembali pembentukan anak usaha BUMN. Langkah ini diketahui sudah ditetapkan Erick melalui keputusan dengan nomor SK-315/MBU/2019 tentang penataan anak perusahaan atau perusahaan patungan di lingkungan BUMN. 

Dalam aturan tersebut dijelaskan bahwa penataan anak perusahaan dan perusahaan patungan yang memiliki bidang usaha yang sama perlu dikonsolidasikan dalam rangka efektivitas pengelolaan. Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi, Arif Budimanta, mengatakan pihaknya berharap pembentukan anak usaha BUMN ke depannya harus mempertimbangkan swasta dan bisnis rakyat. Terutama agar tidak mematikan bisnis rakyat.

Baca Juga: Eks Komisaris BUMN Kodja Bahari Bongkar Kebobrokan Perusahaan

"Kita juga harus redesign, misalnya masyarakat buat hotel, katering, usaha bersih-bersih (cleaning service). Itu jangan sampai BUMN mematikan usaha rakyat, kira-kira itu inti pesannya," kata Arif dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (14/12/2019). 

Dia mengatakan, langkah Erick yang juga melakukan moratorium pembentukan anak-cucu usaha BUMN untuk sementara waktu ini juga merupakan hal yang bagus. Namun begitu, Arif menekankan bahwa pembentukan anak usaha BUMN ke depan harus menunjang core bisnis induknya dan tidak mematikan usaha masyarakat atau swasta yang lain.

"Kalau core kompetensinya pelabuhan jangan nanti usaha katering, padahal usaha katering itu adalah hal yang biasa (jadi bisnis masyarakat)," kata dia.

Menurut dia, proses konsolidasi anak usaha ini sebetulnya juga bukan yang pertama kali dilakukan. Ke depan diharapkan juga BUMN bisa tetap menjalankan fungsinya sebagai agen pembangunan.

"Kan ada rumah sakit BUMN hampir (akan) dikonsolidasikan, misalnya perusahaan pertambangan itu punya rumah sakit, PTPN punya rumah sakit, Pertamina, Pelni juga punya rumah sakit," kata politikus PDIP itu. 

Arif melanjutkan, pembentukan usaha rumah sakit BUMN ini awalnya hanya sebagai penunjang pelayanan karyawan di BUMN itu sendiri. Dia berharap ke depan bisa mencontoh China dalam kompetisi. 

"Misalnya contoh di China itu ada BUMN dan ada beberapa perusahaan bank besar dimiliki oleh negara. Tapi juga ada Alibaba, Tencent yang dimiliki swasta dan berkompetisi secara global," kata dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: