PT Angkasa Pura II (Persero) terus mematangkan rencana percepatan pengembangan Bandara Internasional Kualanamu, Sumatera Utara, melalui skema kemitraan strategis (strategic partnership).
Melalui skema tersebut, nantinya AP II dan mitra investor strategis akan bergabung di dalam joint venture company (JVCo), yakni PT Angkasa Pura Aviasi untuk mengelola dan mengembangkan Kualanamu.
Konsep yang dikembangkan dalam kerja sama strategis ini dikenal dengan 3E (Expansion the traffic, Expertise sharing, dan Equity partnership). Tujuan utama dari program kemitraan strategis ini adalah menjadikan Bandara Internasional Kualanamu sebagai international hub di kawasan barat Indonesia, sekaligus pengembangan Aero City di kawasan bandara.
Seperti diketahui, Bandara Internasional Kualanamu sendiri di tahun yang lalu sudah memiliki 10,5 juta pergerakan penumpang dalam setahun.
Baca Juga: Angkasa Pura II Resmikan Airport Learning Center di Bandara Soekarno-Hatta
Saat ini terdapat 19 korporasi yang telah menyatakan minat untuk bisa menjadi mitra investor strategis, yaitu berasal dari negara di kawasan Asean, Eropa, dan Asia Timur.
Direktur Transformasi dan Portfolio Strategis AP II Armand Hermawan mengatakan, selanjutnya AP II akan menerbitkan dokumen Request for Proposal (RfP) kepada korporasi-korporasi yang berminat itu.
"Dokumen RfP akan diterbitkan kepada calon investor pada akhir Januari 2020. Dalam RfP tersebut terdapat struktur transaksi kerja sama yang akan dijalankan PT AP II dan mitra strategis," jelas Armand (15/12/2019).
"Struktur transaksi kerja sama tersebut tentunya dengan selalu mengacu pada regulasi, aspirasi pemerintah selaku pemegang saham, serta perkembangan di industri transportasi udara nasional," tambahnya.
Lebih lanjut, Armand mengatakan, seluruh proses pemilihan mitra investor strategis ini ditargetkan tuntas pada pertengahan tahun dan pada Juli 2020 diharapkan sudah dilakukan penandatanganan kerja sama.
"Yang jelas, mitra investor strategis harus memilki kemampuan dan pengalaman global di sektor kebandarudaraan, termasuk aspek operasional dan bisnis, mampu menaikkan trafik penumpang dan penerbangan, serta secara finansial bisa memberikaan pendanaan dalam jangka waktu panjang," ungkap Armand.
Baca Juga: Pertamina Siapkan Avtur Lebih dari 10 Juta Liter untuk Kualanamu
Saat ini kapasitas terminal penumpang di Kualanamu adalah 8 juta penumpang per tahun, di mana perkembangan selanjutnya, kapasitas terminal penumpang ditargetkan akan dapat menampung pergerakan penumpang mencapai 17 juta penumpang di 2024.
Melalui strategic partnership, maka pengembangan Kualanamu dapat dipercepat sehingga mampu mengakomodasi pertumbuhan industri.
Adapun dengan strategic partnership ini, Kawasan Bandara Internasional Kualanamu akan dikembangkan menjadi Aerocity, serta hub untuk penumpang dan kargo di wilayah Barat Indonesia, dengan nilai investasi indikatif senilai US$500 juta.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Rosmayanti