Nyaris 3 Tahun Kasusnya Tak Terungkap, Novel Adukan Kelakuan Pemerintah RI ke PBB
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, menghadiri rangkaian konferensi negara-negara pihak penandatanganan konvensi PBB melawan korupsi atau Conference of State Parties (CoSP) United Nations Convention Against Corruption (UNCAC). Acara tersebut berlangsung di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
Novel hadir menjadi salah satu pembicara dalam sesi khusus tentang 'Perlindungan bagi lembaga anti korupsi dan pegawai anti korupsi'. Dalam kesempatan tersebut, Novel menuturkan lebih dari tujuh kali diserang dan diteror selama menjadi penyidik KPK.
Novel mengungkapkan, sudah tiga kali ditabrak motor dan mobil, dipenjarakan, dikriminalisasi, serta sejumlah bentuk teror lain. Hingga yang terparah disiram air keras pada 11 April 2017 silam.
Baca Juga: Nggak Sabar, Polri Bilang Kasus Novel Terungkap Sebentar Lagi
"Dari kasus teror terakhir, sudah 979 hari kasus penyerangan tersebut belum terungkap," kata Novel seperti dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu (18/12/2019).
Novel menilai serangan dan teror yang dialaminya tak terlepas dari kerja-kerja pemberantasan korupsi yang dilakukannya selama ini. Selama menjadi Kasatgas di KPK, Novel menyebut tak kurang 197 tersangka dijebloskannya ke penjara, termasuk ketua MK, ketua DPR, tiga menteri, gubernur, 72 anggota DPR dan DPRD, 18 bupati dan wali kota, dua jenderal polisi, empat hakim, tiga jaksa.
Selain itu, dari perkara pencucian uang yang ditanganinya telah merampas aset koruptor senilai sekitar Rp2 triliun. Meskipun kerap diserang dan diteror, Novel menegaskan dirinya bersama KPK tak gentar untuk terus memberantas korupsi di Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti