Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kobra Jangan Dibunuh, Rantai Makanan Bisa Terganggu

Kobra Jangan Dibunuh, Rantai Makanan Bisa Terganggu Kredit Foto: CGTN
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Yayasan Sioux Ular Indonesia Aji Rachmat mengatkan ular-ular yang ditemukan di daerah rumah warga harus dipindahkan untuk pengendalian populasi karena jika dikurangi secara signifikan maka akan terjadi ledakan populasi dari tikus yang merupakan diet utamanya.

Baca Juga: Cegah Ular Pakai Kobra? Salah! Begini Caranya...

"Ular ini harus dipindahkan kalau mengganggu karena kalau sampai dikurang populasinya maka makanannya bisa terjadi ledakan populasi. Khawatirnya tahun depan jika kobra berkurang tidak ada lagi yang memburu tikus," ujar Aji ketika dihubungi di Jakarta pada Jumat malam.

Siklus rantai makanan adalah sesuatu yang harus dipertahankan karena itu dia meminta bila ada yang melihat kemunculan kobra di dekat pemukiman warga untuk menghubungi pihak profesional seperti petugas pemadam kebakaran atau komunitas pencinta ular untuk dibantu pemindahannya.

Sebelumnya, beberapa daerah di Indonesia dikejutkan dengan penemuan banyak anakan kobra di rumah atau daerah sekitar pemukiman warga. Kemunculan ular berbisa itu sendiri memang tidak mengejutkan, menurut Aji, karena musim hujan adalah saatnya telur kobra menetas.

Dalam sekali bertelur, induk kobra bisa dapat menghasilkan 20 butir telur yang ditinggalkan di tempat lembab. Anakan setelah menetas itu kemudian berkeliaran dan terlihat oleh warga, meski sebenarnya kobra dewasa cenderung menghindari pertemuan dengan manusia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: