Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bukan Sang Bunda, Anies Curhat Perjuangan Sosok Inspiratif Ini

Bukan Sang Bunda, Anies Curhat Perjuangan Sosok Inspiratif Ini Kredit Foto: WE
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menceritakan perjuangan almarhum neneknya, Barkah, berangkat ke Kongres Perempuan di Yogyakarta pada 1948.

Menurut Anies yang juga mantan Mendikbud ini, setiap Hari Ibu diperingati pada 22 Desember, ia teringat juga perjuangan nenek sebagai salah satu 'ibu' juga yang berperan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

"Setiap Hari Ibu diperingati, maka selalu juga teringat pada nenek. Barkah namanya. Lahir dan besar di Tegal, Jawa Tengah, seorang pegiat pergerakan perempuan sejak pra-kemerdekaan," ujar Anies, dikutip dari Instagram resminya, @aniesbaswedan, Senin (23/12/2019).

Baca Juga: Suatu Saat Saya Ingin Mendagrinya Wanita!

Anies menyampaikan, bersama rekan-rekan seperjuangan, almarhum hendak berangkat menggunakan kereta api dari Tegal. Namun, tentara Belanda yang tengah melakukan agresi, mencegah para pejuang perempuan berangkat sekali pun mereka memiliki tiket.

"Saat tiba di Stasiun Tegal, mereka dihalau dan dilarang naik kereta. Petugas-petugas Belanda saat itu mencegah para perempuan-perempuan utusan untuk bisa berangkat," ujar Anies.

Anies mengemukakan, sekali pun dihalau, para pejuang perempuan melakukan aksi nekat dengan mencegah kereta berangkat melalui aksi berbaring di atas rel. Tentara Belanda akhirnya memperbolehkan para pejuang berangkat, serta hadir di Kongres Perempuan.

Kongres menghasilkan dasar atas ditegakkannya hak-hak perempuan, utamanya di bidang pendidikan, juga pernikahan di Indonesia.

Baca Juga: Prabowo Unggah Foto Ibunda, Warganet Terkesima

"Mereka semua berbaring di atas rel kereta, berjejer para perempuan itu memaparkan badan. Di bawah terik matahari, di depan moncong lokomotif mereka pasang badan. Mereka tawarkan nyawa: berangkatkan kami atau matikan kami. Itulah harga mati yang senyatanya," ujar Anies.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Setiap Hari Ibu diperingati maka selalu juga teringat pada Nenek. Barkah namanya. Lahir & besar di Tegal, Jawa Tengah, seorang pegiat pergerakan perempuan sejak pra-kemerdekaan. Beliau adalah salah satu peserta Kongres Perempuan di Jogja.? ? Menjelang Kongres, Beliau berangkat sbg utusan dari Tegal, bersama para pegiat perempuan lainnya. Mereka sdh siap dgn tiket kereta ke Jogja.? ? Saat tiba di Stasiun Tegal, mereka dihalau & dilarang naik kereta. Petugas2 Belanda saat itu mencegah para perempuan2 utusan utk bs berangkat ke Kongres Perempuan itu.? ? Perempuan2 itu tdk menyerah & tdk pulang ke rumah. Mereka melawan. Mereka menantang. Setelah berdebat & tak juga tembus. Tahukah apa yg mereka lalukan?? ? Para perempuan itu menuju ke depan lokomotif kereta yg sdh siap jalan. Mereka semua berbaring di atas rel kereta, berjejer para perempuan itu memaparkan badan. Dibawah terik matahari, depan moncong lokomotif mereka pasang badan, mereka tawarkan nyawa: berangkatkan kami atau matikan kami. Itulah harga mati yg senyatanya.? ? Stasiun gempar. Belanda gentar. Akhirnya mereka diizinkan naik kereta. Berangkatlah mereka ke Jogja. Berkongres & ikut membangun pondasi perjuangan perempuan & perjuangan kemerdekaan.? Semua itu dituturkan Nenek saat itu dgn penuh semangat. Tiap Hari Ibu diperingati, Beliau selalu teringat masa2 perjuangan itu.? ? Nenek dikarunia umur panjang. Meski di masa tuanya hrs duduk di kursi roda, Nenek ttp baca koran tiap hari, mengikuti perkembangan & tetap ajak diskusi siapapun yg berkunjung hingga menjelang wafat di usia 93 tahun. Badannya memang tlh menua tp pikiran & semangatnya sll muda.? ? Saya bersyukur menjadi cucu yg tinggal serumah sejak bayi. Sehari2 kami bersama di Jogja hingga saya harus berangkat melanjutkan kuliah ke Amerika. Sejak masa kecil, nenek sering ajak ikut hadir berbagai pertemuan organisasi perempuan. Selama bersama di Jogja itu pula, berderet kisah perjuangan & hikmah hidup yg diceritakannya, termasuk kisahnya ttg keberangkatan ke Kongres Perempuan itu.? ? Hari Ibu di Indonesia, bukan hanya utk mengingat “ibu” yg melahirkan & membesarkan kita tapi juga mengingat pergerakan kaum perempuan menuju memerdekaan & kemajuan bangsa.

A post shared by Anies Baswedan (@aniesbaswedan) on

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: