Lahan pertanian yang luas ternyata memberikan peluang baru bagi pelaku bisnis modern. Pyka, sebuah perusahaan startup menawarkan jasa penyemperotan dengan perawat tanpa awak otonom.
Penerbangan dekat tanah sendiri tentu sangat berisiko bagi pilot. Karena itu, Pyaka mendesain sebuah drone dengan kemampuan terbang otonom dan mampu melakukan pola seperti terbang berulang-ulang secara sempurna.
Berbeda dengan kebanyakan industri drone yang cenderung menggunakan pesawat multirotor untuk kemampuan manuvernya dan mudah lepas landar dan mendarat. Tetapi drone itu tidak dapat membawa berat dan volume pestisida dan bahan kimia lain dalam skala besar.
Baca Juga: Kapal Selam Bersenjata Drone Nuklir Poseidon Akan Perkuat Rusia di 2020
Pyka dikembangkan lebih tradisional, menyerupai pesawat dengan satu tempat duduk. Drone ini juga didorong oleh tiga baling-baling, dan sebagian besar interiornya dimanfaatkan untuk menampung muatan hingga mencapai 450 pound (sekitar 18 kilo) dan baterai.
Dan tentu saja, ada juga suite penginderaan dan komputer onboard untuk menangani tuntutan langsung dari penerbangan otomatis.
Baca Juga: Pantau Perbatasan, Indonesia-Malaysia Sepakat Gunakan Drone
Pyka bisa lepas landas atau mendarat di tanah datar sepanjang 150 kaki, jadi pengguna tidak perlu khawatir menyiapkan landasan pacu. Pesawat yang lebih tepat disebut egret itu dapat menyemprotkan sekitar seratus hektar per jam, hampir sama dengan helikopter. Tetapi pesawat otonom memberikan peningkatan presisi karena terbang lebih rendah, dan tetap aman karena tidak ada manuver yang sulit.
Pyka mengklaim sebagai satu-satunya perusahaan di dunia dengan pesawat listrik otonom besar yang disetujui secara komersial. Egret Pyka telah terbang ribuan mil di tempat pengujian.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: