Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bantah Pesawat Ukraina Jatuh karena Rudal, tapi Iran Tak Mau Serahkan Black Box

Bantah Pesawat Ukraina Jatuh karena Rudal, tapi Iran Tak Mau Serahkan Black Box Kredit Foto: Sindonews
Warta Ekonomi, Teheran -

Iran telah menepis spekulasi bahwa pesawat Boeing 737-800 milik Ukraine International Airlines (UIA) jatuh di Teheran akibat ditembak rudal. Namun, Teheran menegaskan tidak akan menyerahkan black box (kotak hitam) pesawat kepada Boeing di tengah memanasnya ketegangan antara Washington dengan Teheran.

Pemerintah Ukraina awalnya menyimpulkan tragedi yang menewaskan 176 orang pada hari Rabu kemarin akibat kerusakan mesin. Namun, kesimpulan itu tiba-tiba dicabut. Tragedi itu memicu perebutan internasional untuk melakukan penyelidikan.

Kecelakaan pesawat terjadi tiga setengah jam setelah Iran menembakkan serentetan rudal balistik terhadap dua pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Ain al-Assad dan Erbil di Irak. Serangan sekitar 15 misil itu sebagai balas dendam atas pembunuhan jenderal Qassem Soleimani oleh serangan udara AS di Baghadad pada Jumat pekan lalu.

Baca Juga: Dikira Serangan AS, Warga Iran Ketakutan Saat Pesawat Ukraina Jatuh

Pesawat Boeing 737-800 Ukraine International Airlines jatuh ketika sedang menuju Kiev usai lepas landas dari Bandara Internasional Imam Khomeini di Teheran. Pesawat jatuh sekitar pukul 06.00 pagi tak jauh dari bandara.

Kepala Organisasi Penerbangan Sipil Iran, Ali Abedzadeh, mengatakan investigasi jatuhnya pesawat Ukraina itu akan dilakukan pihak Teheran. "Kami tidak akan memberikan kotak hitam ini kepada pabrikan dan Amerika. Belum jelas ke negara mana kotak hitam akan pergi untuk penyelidikan," ujarnya, seperti dilansir The Guardian, Kamis (9/1/2020).

"Kecelakaan ini akan diselidiki oleh organisasi penerbangan Iran, tetapi Ukraina juga dapat hadir selama penyelidikan insiden ini," ujarnya.

Menurut manifes yang dirilis UIA, para korban termasuk 83 warga Iran dan 63 warga Kanada. Korban tewas lainnya adalah sepuluh warga Swedia, empat warga Afghanistan, tiga warga Jerman, dan sebelas warga Ukraina termasuk sembilan awak.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mendesak investigasi menyeluruh atas kecelakaan mematikan itu. "Pemerintah kami akan terus bekerja sama dengan mitra internasionalnya untuk memastikan bahwa ... (kecelakaan itu) diselidiki secara menyeluruh, dan bahwa pertanyaan orang Kanada dijawab," katanya.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan, "Prioritas kami adalah untuk menetapkan kebenaran dan mereka yang bertanggung jawab atas bencana mengerikan ini."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Shelma Rachmahyanti

Bagikan Artikel: