Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Adakan Pertemuan, Kementan dan Eksportir Perkebunan Sepakat Usahakan Tanam demi Gratikes

Adakan Pertemuan, Kementan dan Eksportir Perkebunan Sepakat Usahakan Tanam demi Gratikes Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Pertanian (Kementan) bersama eksportir sektor perkebunan bertekad meningkatkan produksi dan mendorong akselerasi Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks). Hal ini terungkap dalam pertemuan akselerasi Gratieks komoditas perkebunan di Auditorium Gedung D Kanpus Kementan, Rabu (08/01/2020).

Dalam pertemuan tersebut, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan dalam 5 tahun ke depan pihaknya akan membuka akses pasar dan meningkatkan daya saing produksi pertanian.

Baca Juga: Di Hadapan Eksportir, Mentan Syahrul: Buka Lapangan Pekerjaan Secara Luas!

"Izinkan saya ikut campur di bawah Pak, teknis dari yang ditanam karena kalau Bapak tidak tanam enggak mungkin bisa ekspor," kata Syahrul dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamsi (9/1/2020).

Menurut Syahrul, eksportir harus memiliki  tanggung jawab dalam meningkatkan produktivitas suatu komoditas untuk mendorong ke tiga kali lipat ekspor.  Dalam hal ini, pemerintah siap menjadi  partner para eksportir dalam pendekatan-pendekatan di hulu untuk melakukan pengembangan produk–produk khusus komoditas pertanian. Juga, bagaimana membudidayakannya atau menjaganya sampai dengan cara pengolahan.

"Perkebunan kita punya prospek yang luar biasa apalagi kita negara tropis yang memiliki komoditas spesifik. Kalo begitu, itu kita benahi dari katakanlah di penanamannya. Tentu saja tidak hanya dengan tangan pemerintah, tapi bersama," tegasnya.

Ia menambahkan bahwa perbaikan mekanisme, sistem, dan komunikasi perlu ditingkatkan untuk menjawab tantangan ekspor tiga kali lipat. Menurutnya, penguatan jaringan dan fasilitas ekspor, aksistensi dan mengarah terkait capaian akan dipegang langsung oleh pemerintah. Kemudian para pengusaha dan masyarakat melakukan pengembangan penanaman dari bibit hasil penelitian litbang pertanian.

"Pemerintah tidak sendiri, harus dibantu pemikiran dari pihak lain khususnya para eksportir, tetapi kita akan coba melakukan networking pada kementerian-kementerian terkait, terutama kementerian luar negri untuk mencoba menanggulangi kendala ekspor," tambah Syahrul.

Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Perkebunan Kementan, Kasdi Subagyono mengatakan akan menaikkan produksi 35% selama 5 tahun atau 7% per tahun. Dengan demikian, ekspor akan naik sampai 300% sampai 2024, tenaga kerja naik 25%  atau 5% per tahun, kemudian PDB naik 5%  per tahun dan akan membangun milenial untuk menjadi entrepreneur dengan target 525.000 orang.

"Kami juga mendapat arahan dari Pak Mentan untuk bisa menekan looses, tidak terkecuali di subsektor perkebunan dan 3 sampai 5% kemudian UMKM ini penting sekali karena kita akan dorong nanti dengan KUR," kata Kasdi.

Ia menambahkan, kebijakaan Gratieks ini ditetapkan pada hakikatnya dalam rangka memperebutkan dan memenangkan pasar ekspor dunia baik kaitannya dengan daya saing maupun akses pasarnya. Selain mengejar kuantitas tiga kali lipat, didorong juga peningkatan mutu produk, konsistensi, dan kontinuitasnya.

"Bapak Ibu sekalian bisa memberikan dukungan dalam perspektif investasi yang cukup besar karena APBN-nya tentu kita semua menyadari hanya sebagai stimulasi," tuturnya.

Data BPS, 2018 menunjukkan komoditas perkebunan berkontribusi terhadap PDB nasional sebesar Rp489,25 triliun, dengan nilai ekspor mencapai US$27,9 miliar atau Rp402,6 Triliun. Selain itu, berkontribusi sebesar 97,4% dari sisi volume terhadap total volume ekspor komoditas pertanian tahun 2018 dan berkontribusi sebesar 96,9% dari sisi nilai terhadap total nilai ekspor komoditas pertanian tahun 2018.

Di samping itu, Mardiana, eksportir kopi Lampung, menyatakan sepakat untuk lakukan tanam sehingga dapat meningkatkan ekspor. Menurutnya, kondisi komoditas saat ini di Indonesia adalah keterbatasan petani dalam skill dan pengetahuan para petani yang masih berorientasi berdasarkan kebutuhan harian, sedangkan saat ini pasar industri sudah sangat besar.

"Untuk meningkatkan keingintahuan dari milenial untuk jadi petani saat ini sangat susah sehingga kita bisa menengok semua program sustainability-nya dari perusahaan eksportir untuk dikaitkan dengan program Gratieks ini," pungkasnya.

Pertemuan ini dihadiri oleh kurang lebih 200 orang yang terdiri 155 orang dari pimpinan perusahaan dan eksportir, 25 orang dari Dewan Komoditas Perkebunan dan Asosiasi Pengusaha/ Eksportir perkebunan serta masing-masing eselon 1 lingkup Kementerian Pertanian. Perusahaan yang hadir antara lain 26 perusahaan sawit, 13 perusahaan kopi, 10 perusahaan kakao, 12 perusahaan kelapa, 18 perusahaan karet, 18 perusahaan rempah, 7 perusahaan minyak atsiri, 2 perusahaan mete, dan perusahaan komoditas perkebunan lainnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: