Tentara Nasional Indonesia (TNI) melakukan gelar kekuatan di perairan Natuna, Kepulauan Riau sejak beberapa hari terakhir. Upaya ini sebagai respons atas memanasnya perairan Natuna pasca provokasi Coast Guard China di perairan kepulauan terluar RI pada akhir Desember 2019 lalu.
Patroli rutin ini sekaligus mengantisipasi adanya penyusupan kapal-kapal asing yang melanggar batas wilayah maritim Indonesia, termasuk Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) sejauh 200 mil dari pulau terluar RI.
Baca Juga: Kapal China Masih di Natuna, Cetus Poyuono: Mana Takut Mereka!
Peningkatan aktivitas militer di Natuna ini makin terasa setelah Presiden Joko Widodo mengunjungi Natuna, Rabu, 8 Januari 2020. Dari atas KRI Usman Harun, Presiden yang didampingi Panglima TNI beserta sejumlah menteri, beberapa saat meninjau situasi perairan Natuna.
"Saya ke sini juga ingin memastikan penegakan hukum atas hak berdaulat kita, hak berdaulat negara kita Indonesia atas kekayaan sumber daya alam laut kita di zona ekonomi eksklusif. Kenapa di sini hadir Bakamla dan Angkatan Laut? Untuk memastikan penegakan hukum yang ada di sini," kata Jokowi di Natuna.
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengaku telah mengerahkan kekuatan tempur penuh di Laut Natuna Utara, Kepulauan Riau. Tak hanya komponen laut, udara, dan darat juga ikut menopang kekuatan tempur di Natuna.
Hal ini selaras dengan upaya TNI membangun kekuatan tempur yang mampu memberikan daya tangkal (detterence effect) terhadap ancaman khususnya di perbatasan. Salah satu kekuatan yang tengah dibangun adalah yang sejak dua tahun terakhir tengah diperkuat Satuan TNI terintegrasi di Natuna (Darat, Laut, Udara).
Sarana itu berupa pangkalan kapal permukaan, pangkalan kapal selam, dua stasiun radar, fasilitas lapangan udara berupa hanggar pesawat tempur, rumah sakit tentara, Batalyon Komposit TNI AD, Batalyon Artileri Pertahanan Udara (Arhanud), dan Kompi Marinir TNI AL.
Berikut pengerahan kekuatan tempur TNI di laut Natuna:
1. Delapan KRI di Natuna
Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Laksamana Madya Yugo Margono mengatakan Koarmada I mengerahkan 8 KRI pada operasi di Laut Natuna Utara dalam menjaga kedaulatan dan menegakkan hukum di perairan yurisdiksi nasional.
Dalam arahannya, Yudo menegaskan semua unsur KRI yang melaksanakan patroli akan terus melaksanakan pengusiran secara persuasif kepada kapal-kapal yang melakukan pelanggaran wilayah sampai dengan batas waktu yang tidak ditentukan.
Beberapa KRI yang dikerahkan berjenis korvet, fregat, dan kapal pengangkut logistik. Antara lain KRI Ahmad Yani, KRI Karel Satsuit Tubun, KRI Usman Harun, KRI Tjiptadi, KRI Teuku Umar, KRI John Lie, KRI Sutendi Senoputra, dan KRI Tarakan.
2. Empat Jet Tempur F-16
Empat jet tempur F-16 TNI Angkatan Udara dikerahkan untuk melaksanakan patroli rutin di perairan Natuna, Kepulauan Riau, Rabu, 8 Januari 2020. Keempat jet tempur TNI AU yang diberangkatkan oleh Pangkalan TNI AU Roesmin Nurjadin Pekanbaru itu akan melakukan patroli rutin selama 7 hari kedepan di Pangkalan Udara Raden Sadjad, Ranai-Natuna.
Danlanud Roesmin Nurjadin, Marsma TNI Ronny Irianto Moningka mengatakan atas perintah Panglima TNI, Ia memberangkatkan 60 pasukan teknisi dan 6 penerbang ke wilayah perairan Natuna. Tugas patroli rutin dengan sandi 'Operasi Lintas Elang 20' ini untuk menjaga kedaulatan Indonesia dengan penuh tanggung jawab, dan sesuai aturan atau SOP yang berlaku.
"Ingat, jangan membuat provokasi, tugas kita adalah pengamanan wilayah kedaulatan Indonesia. Laksanakan perintah dengan baik dan keselamatan terbang dan kerja adalah yang paling utama," kata Danlanud Marsma TNI Ronny, Rabu (8/1/2020).
3. 600 Pasukan di Natuna
Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Laksamana Madya TNI Yudo Margono mengatakan sekitar 600 personel TNI gabungan disiagakan di pelabuhan Selat Lampa, Ranai Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.
Prajurit gabungan terdiri personel TNI yang disiagakan terdiri dari satu Kompi TNI AD Batalyon Komposit 1 Gardapat (Batalyon Komposit yang diperkuat oleh Kompi Zeni Tempur, Baterai Rudal Artileri Pertahan Udara, dan Baterai Artileri Medan).
Satu Kompi gabungan TNI AL terdiri dari personel Lanal Ranai, Satgas Komposit Marinir Setengar, serta satu Kompi TNI AU (Lanud Raden Sadjad dan Satuan Radar 212 Natuna).
Di samping kekuatan militer dari tiga matra, Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI juga mengerahkan kapal patroli lautnya di perairan Natuna. Kepala Bakamla Laksdya Bakamla Ahmad Taufiqurachman mengatakan Bakamla telah menambah kekuatan dengan mengirimkan armada ke kawasan laut Natuna. Namun, ia enggan mengungkapkan betapa kekuatan tambahan yang diberangkatkan ke Natuna.
"Kita imbangi mereka, yang jelas saya akan memberangkatkan dua kapal bakamla dari Batam. Kekuatan rahasia," ucapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum