Lime, layanan otoped (sekuter) listrik, menghentikan operasi di 12 kota dari sejumlah negara, dan memberhentikan sekitar 14% tenaga kerja yang dimiliki. Aksi itu dilakukan untuk mencapai kemandirian finansial dan profitabilitas tahun ini.
"Kemandirian finansial adalah tujuan kami untuk 2020, dan kami yakin bahwa Lime akan menjadi perusahaan mobilitas generasi berikutnya yang mencapai profitabilitas," kata CEO Lime, Brad Bao, seperti dikutip TechCrunch (10/1/2020).
12 kota dimaksud meliputi Atlanta, Phoenix, San Diego, San Antonio, Linz, Bogota, Buenos Aires, Montevideo, Lima, Puerto Vallarta, Rio de Janeiro, dan Sao Paulo. Ini bukan pertama kalinya Lime menarik diri dari pasar. Selama rentang waktu sekitar satu tahun, Lime keluar dari setidaknya 11 pasar saat memasuki 69 pasar baru.
Baca Juga: Setelah Sleman, Produsen Skuter Ini Buka Diler Terbaru di Surabaya Timur
"Kami sangat berterima kasih kepada anggota tim kami, riders, juicers, dan kota-kota yang mendukung kami, dan kami berharap untuk memperkenalkan kembali Lime ke komunitas ini ketika waktunya tepat," imbuh Brad.
Lime tidak sendirian, beberapa pesaing juga melakukan hal yang sama. Antara 2018 dan 2019, keluar dari 38 pasar dan memasuki 36 pasar baru. Pada Maret, Bird memberhentikan hingga 5% dari tenaga kerjanya dan kemudian memotong hingga selusin karyawan Scoot pada Desember.
Sementara Lyft, pesaing lainnya, memberhentikan karyawan yang bekerja pada mikromobilitas. Lyft, juga mem- PHK hingga 50 orang dengan sepeda motor dan skuternya pada Maret.
Putaran pendanaan yang diterima Lime sebesar US$310 juta pada Februari yang dipimpin oleh Bain Capital, membuat valuasi Lime mencapai US$2,4 miliar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: