Resolusi Keuangan 2020, Bebaskan Dirimu dari Utang dan Miliki Dana Darurat
Apa targetmu di tahun 2020 ini? Jika ada yang memiliki resolusi untuk membebaskan diri dari utang dan memiliki dana darurat, berikut adalah tipsnya:
1. Cek kesehatan keuangan diawali dengan merekapitulasi aset dan utang.
Pisahkan utang produktif dan utang konsumtif. Fokuskan terlebih dahulu untuk membebaskan diri dari utang konsumtif.
Utang konsumtif adalah utang yang ditujukan untuk kebutuhan sehari-hari atau untuk belanja yang sifatnya impulsif seperti berlibur, nonton konser, ganti gadget terbaru, dsb. Utang konsumtif biasanya didapat dari kartu kredit, kredit tanpa agunan, dan pay later seperti tren yang ada akhir-akhir ini. “Karena biasanya utang yang berasal dari channel tersebut memiliki tingkat bunga pinjaman yang lebih besar dan tidak menambah jumlah aset Anda,” jelas Head of Wealth Management & Premier Banking Bank Commonwealth Ivan Jaya.
Adapun, utang produktif adalah utang yang dapat membuat Anda menjadi lebih produktif atau menambah aset atau penghasilan Anda. Yang termasuk dalam utang produktif ini adalah kredit kepemilikan rumah atau apartemen, kredit kepemilikian kendaraan di mana kendaraan tersebut digunakan untuk memudahkan aktivitas sehari-hari, dan juga kredit modal usaha.
Setelah Anda mengetahui jumlah utang konsumtif, urutkan dari utang yang memiliki bunga tertinggi dilanjutkan dengan utang yang memiliki jatuh tempo yang panjang, karena semakin besar bunga dan semakin panjang waktu jatuh tempo utang akan menggerus penghasilan dan aset Anda.
Baca Juga: Return Tinggi Belum Tentu Aman, Bos! Ikuti Tips Investasi Ini
2. Aturan rasio membayar cicilan utang.
Agar cicilan utang tidak mengganggu arus kas rutin Anda, hitunglah berapa jumlah cicilan utang yang Anda perlu bayar setiap bulannya. Aturan sederhana, total jumlah cicilan utang tidak boleh melebihi 30% penghasilan bersih Anda setiap bulan atau biasa disebut rasio kemampuan bayar utang.
Jika ternyata jumlahnya melebihi 30% penghasilan bersih, Anda harus merelakan sebagian aset Anda saat ini untuk melunasi utang yang memiliki bunga tertinggi hingga total cicilan tidak lebih dari 30%. “Karena jika tidak segera menurunkan rasio kemampuan bayar utang maksimum 30%, ada kecenderungan untuk mencari utang baru untuk menutupi beban cicilan,” jelas Ivan.
Ivan melanjutkan, agar terhindar dari utang konsumtif, mulailah untuk evaluasi jumlah kepemilikan kartu kredit Anda. Mulailah dengan menutup kartu kredit yang memiliki tingkat bunga yang tinggi dan iuran tahunan yang paling besar. Sisakan satu saja kartu kredit yang menurut Anda paling banyak memberikan benefit. Dan mulailah untuk menabung atau berinvestasi sebelum belanja yang bersifat konsumtif dengan nilai yang cukup besar.
Baca Juga: Ini Tips Bahlil Sambut Penetrasi Investasi ke Indonesia
3. Sisihkan 10% dari penghasilan tiap bulan untuk dana darurat.
Sejalan dengan rencana untuk membebaskan diri dari utang, mulailah untuk membentuk dana darurat di dalam rencana keuangan Anda. Hitung berapa jumlah pengeluaran Anda setiap bulannya dan targetkan untuk menghimpun dana sebesar minimum 6 kali pengeluaran bulanan Anda pada tahun ini. Sisihkan minimum 10% dari penghasilan bersih untuk dialokasikan dalam pembentukan dana darurat. Jika dari 10% penghasilan Anda dirasa belum cukup untuk membentuk dana darurat dalam setahun, tingkatkan hingga 20% dari penghasilan bulanan Anda hingga dalam 12 bulan dapat mencapai setidaknya 3 bulan pengeluaran bulanan. Namun Anda harus berkomitmen untuk menambah dana darurat hingga mencapai 6 bulan pada tahun berikutnya. “Pembentukan dana darurat ini dapat dilakukan bersamaan dengan pelunasan utang,” kata Ivan.
Ivan menambahkan, dana darurat sebaiknya disimpan pada instrumen yang likuid seperti tabungan, tabungan berjangka, deposito atau reksadana pasar uang. Dalam pembentukan dana darurat untuk pertama kali lebih bijak jika disimpan pada instrumen tabungan. Pada prinsipnya pilihlah instrumen yang dapat Anda akses cepat jika terjadi keadaan darurat.
Salah satu instrumen yang dapat menjadi alternatif untuk pembentukan dana darurat ini adalah Bonus Saver yang dihadirkan Bank Commonwealth sebagai solusi menabung secara mudah, fleksibel, dan optimal. Untuk menikmati keuntungan dari Bonus Saver sangat mudah, calon nasabah dapat membuka rekening Bank Commonwealth di CommBank e-Kiosk (kartu ATM dan Internet/Mobile Banking langsung aktif) yang tersebar di berbagai lokasi strategis seperti restaurant dan groceries. Dan, bila telah menjadi nasabah Bank Commonwealth, pembuatan rekening Bonus Saver dapat dilakukan melalui Internet Banking. Nasabah pun dapat melakukan penambahan dana tabungan (top-up) di mana saja dan kapan saja secara instan.
Baca Juga: Bank Commonwealth Lakukan Digitalisasi Bancassurance
Selain itu, fitur utama lainnya dari produk ini adalah fleksibel, di mana nasabah dapat melakukan tarik tunai atau transaksi kapan saja di berbagai kanal tanpa penalty dan tanpa pengendapan biaya. Bonus Saver juga menawarkan suku bunga yang atraktif dengan bonus bunga setiap tiga bulan dan bebas biaya administrasi rekening setiap bulannya.
Dengan Bonus Saver, masyarakat akan dapat menginvestasikan uang dengan bunga setara deposito namun tetap merasa nyaman ketika memerlukan dana untuk keperluan mendadak, karena dapat melakukan penarikan maupun setoran dana secara fleksibel seperti tabungan. Fitur Bonus Saver pun sangat transparan, tanpa adanya penguncian dana selama jangka waktu tertentu maupun penalti untuk penarikan dana.
“Belum ada produk dengan mekanisme serupa di pasar. Kami selalu berupaya untuk menyediakan solusi perbankan yang memudahkan nasabah dengan hasil optimal. Bonus Saver merupakan bagian dari strategi kami untuk mewujudkan purpose Bank Commonwealth, ‘Improve the financial wellbeing for our customers and communities’,” tutup Ivan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: