Teken Investasi di Indonesia, Uni Emirat Arab Bakal Garap PLTS Sebesar 145 MWp
Pemerintah Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) sepakat jalin kerja sama pengembangan bisnis sektor energi di Tanah Air. Hal tersebut setelah kedua belah pihak meneken sebanyak 11 perjanjian bisnis yang sebagian menyasar ke bisnis energi.
Diketahui, total estimasi nilai investasi yang diperoleh Indonesia dari 11 hasil perjanjian tersebut mencapai Rp314,9 triliun atau US$22,89 miliar. Di samping sebelas perjanjian bisnis, diteken pula 5 perjanjian antara pemerintah UEA dan Indonesia dalam bidang keagamaan, pendidikan, pertanian, kesehatan, dan penanggulangan terorisme.
Baca Juga: Jokowi Rekrut Putra Mahkota UEA Jabat Dewan Pengarah IKN
"Saya sangat sambut baik, hari ini 16 perjanjian kerja sama dapat dilakukan," jelas Presiden Joko Widodo dalam keterangan resmi yang diperoleh, Senin (13/1/2020).
Lebih rinci, 11 perjanjian bisnis yang diteken antarkedua negara meliputi bidang energi, minyak dan gas, petrokimia, pelabuhan, telekomunikasi, dan riset.
Salah satu dari kesepakatan bisnis yang akan dijalankan adalah pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di Waduk Cirata, Jawa Barat. Perusahaan energi baru terbarukan (EBT) Masdar yang berbasis di Abu Dhabi, PEA, nantinya akan bermitra dengan PT Pembangkit Jawa Bali Investasi (PJBi) membangun PLTS Terapung Cirata sebesar 145 Mega Watt Peak (MWp).
Investasi di pembangkit ini diperkirakan mencapai Rp1,8 triliun. PLTS Terapung Cirata diproyeksikan memecahkan rekor pembangkit bertenaga surya terbesar di ASEAN setelah PLTS di Filipina, Cadiz Solar Powerplant sebesar 132,5 MW.
Selain pengembangan Energi Baru Terbarukan, ditandatangani pula kesepakatan bisnis sejumlah proyek migas seperti pengembangan Refinery Development Master Plan (RDMP) RU V Balikpapan antara Pertamina dengan Mubadala, potensi minyak mentah di Balongan antara Pertamina dengan ADNOC, hingga penyediaan Liquefied Petroleum Gas (LPG) antara ADNOC dengan Pertamina.
Pada subsektor mineral, ditandatangani pula kerja sama Emirates Global Aluminium (EGA) dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dalam rangka penambahan produksi ingot alloy dan billet. Pada masa uji coba penambahan produksi direncanakan sekitar 20 ribu ton, di mana kapasitas produksi normal saat ini mencapai 250 ribu ton.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Puri Mei Setyaningrum