Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Desember 2019 Ekspor Pertanian Tertingggi, Mentan Syahrul: Peran Negara Sejahterakan Rakyat

Desember 2019 Ekspor Pertanian Tertingggi, Mentan Syahrul: Peran Negara Sejahterakan Rakyat Kementan sosialisasikan pengoptimalan lahan di Sulbar. | Kredit Foto: Kementan.
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Pertanian (Kementan) di bawah komando Syahrul Yasin Limpo (SYL) berhasil memacu kinerja ekspor. Buktinya, melansir data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor komoditas pertanian pada bulan Desember 2019 naik 24,35 persen disebabkan oleh meningkatnya ekspor buah-buahan tahunan, tanaman obat aromatik, dan rempah-rempah.

Secara tahunan, BPS pun merilis ekspor komoditas pertanian juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Beberapa komoditas yang meningkat adalah buah-buahan tahunan, sarang burung, hasil kayu, serta ekspor biji kakao. Ekspor minyak kelapa sawit pun tercatat mengalami kenaikan dan berkontribusi mendongkrat ekspor industri pengolahan.

Baca Juga: Sepanjang Desember 2019, Kenaikan Ekspor Sektor Pertanian Paling Tinggi

Tentang kinerja ekspor pertanian yang baik ini, Mentan Syahrul menegaskan, cemerlangnya kinerja ekspor yang dirilis BPS membuktikan bahwa esensi peran negara dalam memajukan kesejahteraan rakyat terwujud. Negara berhasil memfasilitasi ekspor komoditas lokal dan memproteksi terjadinya impor.

"Tugas Negara adalah proteksi (perlindungan) untuk tujuan kepentingan rakyat. Tak mungkin mewujudkn ide kesejahteraan tanpa tindakan Negara," kata Syahrul dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (16/1/2020).

Oleh karena itu, SYL menekankan ke depan untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi serta ekspor pertanian. Salah satu kebijakan tegas yang dijalankan adalah melakukan perlindungan terhadap lahan pertanian sehingga tidak memberikan ruang sedikit pun adanya alih fungsi lahan. Bahkan, mungkin memolisikan atau menyeret ke ranah hukum para pihak yang melakukan alih fungsi lahan sawah.

"Ini patut direspons positif oleh semua pihak. Itu bentuk kehadiran negara yang dibutuhkan untuk langkah protektif. Terkait harapan untuk menjamin keberlanjutan pengembangan sektor pertanian dan memelihara swasembada atau kemandirian pangan. Dengan begitu, ekspor pangan pun makin naik dan petani ikut sejahtera," tegasnya.

Sebelumnya, Kepala Bada Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menyebutkan peningkatan ekspor pada bulan Desember 2019 disebabkan oleh tumbuhnya ekspor ekspor minyak dan gas (migas) sebesar 12,09% mom menjadi US$ 1,16 miliar dan ekspor nonmigas yang naik 3,10% mom menjadi US$ 13,31 miliar.

"Bila dilihat dari sektoral, peningkatan tertinggi terjadi pada sektor pertanian dengan pertumbuhan 24,35 persen dengan nilai ekspor sebesar US$ 370 juta. Beberapa komoditas pertanian yang naik adalah ekspor buah-buahan tahunan, hasil hutan kayu, tanaman obat aromatik, dan rempah-rempah, serta mutiara hasil budidaya," ujarnya.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri menjelaskan, kenaikan ekspor pertanian di bulan Desember 2019 tersebut membuktikan program peningkatan produksi dan ekspor yang dicanangkan Mentan SYL mulai menunjukan dampak positif. SYL, kata dia, terus menggenjot lalu lintas ekspor melalui program Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks).

"Kenaikan ekspor juga dipengaruhi oleh dibukanya akses pasar dan insentif berbagai program peningkatan. Semua upaya ini dilakukan agar pemangku kepentingan mampu bekerja secara baik. Hasilnya banyak komoditas pertanian yang mengalami kenaikan. Di antaranya adalah sarang burung walet, kopi, rumput laut, serta produk lain dari perkebunan," jelas Kuntoro.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: