Siapa Nih yang Berani Ngancam-Ngancam Erick Thohir, Perampok Jiwasraya atau Asabri?

Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan setiap profesi tentu memiliki resiko, termasuk sebagai seorang pejabat pemerintahan. Bahkan, ia mengaku kerap mendapat ancaman setelah adanya permasalahan di PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dan PT Asabri (Persero).

“(Ancaman sudah menjadi) makanan sehari-hari, apalagi ada (kasus) Jiwasraya dan Asabri,” ujar Erick dalam sebuah diskusi di Jakarta, Jumat (17/1/2020).

Diketahui, Kejaksaan Agung (Kejagung) menahan lima orang tersangka kasus korupsi Jiwasraya. Kelima orang tersebut yakni, Benny Tjokro - Komisaris PT Hanson, Hary Prasetyo - eks direktur keuangan PT Jiwasraya, Heru Hidayat - Presiden Komisaris PT Tram, Hendrisman Rahim- eks Dirut Jiwasraya, Syahmirwan - eks Kepala Divisi Investasi dan Keuangan Jiwasraya. 

Baca Juga: HAH!! Jiwasraya Juga Jadi Tempat Pencucian Uang?

Baca Juga: Bos Asabri Bantah Ada Korupsi, Luhut: Bantah Aja, Nanti Kita Periksa Permainannya

Sebelumnya, PT Asuransi Jiwasraya (Persero) mengaku tidak bisa bayar polis nasabah dengan nominal Rp12,4 triliun.

Namun, menurut Erick, ancaman tersebut tidak menyurutkan langkahnya untuk memperbaiki BUMN. Ia pun menegaskan bahwa dirinya akan tetap fokus bekerja dan menyerahkan semua kepasa Yang Di Atas.

“Tapi kita lillahi ta'ala saja, kerja yang terbaik saja,” kata dia.

Sambungnya, secara jujur, ia mengaku lebih senang menjadi seorang pengusaha ketimbang menjadi menteri.

“(Lebih enak jadi) pengusaha. (Jadi pengusaha) bisa lebih bebas,” ujarnya tertawa kecil.  

Menurutnya, soal kontribusi ke masyarakat, baik menjadi pengusaha atau di pemerintahan itu sama saja.

"Yang membedakan adalah bekerja di pemerintahan berdampak ke masyarakat dan skalanya lebih besar," ucapnya.