Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Trump-Greta Bakal Bertemu di Forum Ekonomi Dunia 2020, Aktivis Muda Bawa Pesan Ini

Trump-Greta Bakal Bertemu di Forum Ekonomi Dunia 2020, Aktivis Muda Bawa Pesan Ini Kredit Foto: Reuters/Susana Vera
Warta Ekonomi, Davos -

Aktivis iklim remaja Greta Thunberg kembali hadir di Davos, Swiss, untuk menghadiri World Economic Forum (WEF) atau Forum Ekonomi Dunia 2020 dengan membawa pesan yang kuat dan jelas: akhiri "kegilaan" bahan bakar fosil.

Kali ini Greta akan memberikan pernyataan yang ditujukan untuk sejumlah pemimpin dunia, antara lain Presiden AS Donald Trump, yang sebelumnya mengejek Greta dengan mengatakan bahwa ia memiliki "masalah dalam mengontrol amarah." Trump, orang yang paling vokal di antara tokoh-tokoh skeptis akan perubahan iklim, juga akan turut hadir di Davos setelah gagal hadir pada tahun 2019.

Baca Juga: Langkah Awal Lawan Pemanasan Global, Greta Thunberg Ajak Para Pemuda Mogok Sekolah

Ini pertama kalinya Trump dan Greta hadir di acara yang sama sejak KTT Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun lalu di New York. Saat itu Greta menatap kesal presiden tersebut karena menutupi jalan masuk Greta.

Kepada BBC, Greta Thurberg yang dinobatkan sebagai Person of the Year 2019 oleh majalah Time, mengatakan bahwa dia "tidak akan menyia-nyiakan waktunya" dengan berbicara kepada Trump mengenai krisis iklim di konferensi PBB tersebut.

"Jujur, saya tidak berpikir akan mengatakan apa-apa (kepadanya) karena jelas dia tidak mendengarkan para ilmuwan dan ahli, jadi mengapa dia akan mendengarkan saya," ujar Greta.

Keadaan darurat

Greta yang terkenal dengan pidatonya tahun lalu yang bertajuk "rumah kita sedang terbakar" mendapat dukungan di antara para penyelenggara Forum Ekonomi Dunia. Salah satunya dari sang pendiri, Klaus Schwab yang berusia 81 tahun, dan mengatakan bahwa dunia sedang menghadapi "keadaan darurat."

"Kami tidak ingin dunia mencapai titik kritis di mana perubahan iklim tidak dapat dihindari," kata Schwab kepada awak media, Selasa (14/1/2020).

"Kami tidak ingin generasi berikutnya mewarisi dunia yang menjadi semakin tidak bersahabat dan semakin tidak layak huni. Lihat saja kebakaran hutan di Australia," katanya.

Sebuah survei risiko tahunan yang diterbitkan oleh WEF pada hari Rabu (15/1/2020) menempatkan iklim dan ancaman lingkungan lainnya di atas risiko yang ditimbulkan oleh ketegangan geopolitik dan serangan siber.

Ini adalah pertama kalinya survei menunjukkan bahwa lima risiko jangka panjang teratas adalah soal masalah lingkungan, mulai dari peristiwa cuaca ekstrem hingga pelaku bisnis dan pemerintah yang gagal memitigasi dan beradaptasi dengan perubahan iklim.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: