Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Semangat Juang Perintis Rumah Sakit Indonesia di Gaza Tak Akan Padam Meski Sudah Tiada

Semangat Juang Perintis Rumah Sakit Indonesia di Gaza Tak Akan Padam Meski Sudah Tiada Kredit Foto: Twitter/MoFa Indonesia
Warta Ekonomi, Jakarta -

Senin, (20/1/2020) Indonesia harus kembali berduka usai berpulangnya dr. Joserizal Jurnalis, Sp.OT di salah satu rumah sakit di Jakarta. Beliau merupakan perintis dari Rumah Sakit Indonesia di Gaza atau Medical Emergency Rescue Comittee atau yang sering disebut dengan MER-C pada tahun 1999.

Pria yang lahir di Kota Padang ini memiliki jiwa sosial yang tinggi dibuktikannya dengan menjadi relawan kemanusiaan yang sangat peduli terhadap masalah-masalah konflik dan bencana di nasional maupun dunia international.

Bersama dengan rekan-rekan lainnya, Joserizal terus berupaya untuk mengembangkan MER-C yang bergerak sebagai pejuang sosial kemanusiaan yang bergerak di bidang kegawatdaruratan medis hingga ke dunia International untuk dapat terlibat dalam misi kemanusiaan. 

Baca Juga: Salut, RI Serahkan Bantuan Alat Kesehatan pada Rumah Sakit di Gaza

Berdasarkan situs resminya, sejak tahun 2015 relawan MER-C telah berkontribusi dalam 124 misi di dunia meliputi Palestina, Irak, Iran, Libanon Selatan, Sudan, Thailand, Khasmir, Somalia, Afganistan, dan Pakistan.

Joserizal merupakan pendiri MER-C yang berprofesi sebagai dokter orthopedi. Ia telah lama dikenal sebagai seorang aktivis yang mengabdikan hidupnya bagi korban-korban perang maupun pengungsi. 

Ia hadir sebagai unutk untuk sebuah misi kemanusiaan. Saat perang sedang berkecamuk di jalur Gaza, ia bersama rekan-rekannya hadir memikul peralatan medis dan obat-obat untuk membantu memberikan pelayanan medis.

Rumah sakit ini dinamakan rumah sakit Indonesia karena seluruh dana pembangunannya berasal dari rakyat Indonesia sebagai bukti keterlibatan Indonesia dan juga silaturahmi jangka panjang antar rakyat Indonesia-Palestina.

Meski pelaksanaan pembangunan sempat terhambat, Tim MER-C tak putus semangat untuk terus melakukan pendampingan izin serta survei untuk melakukan MoU dengan pemerintah, dan tim kontraktor sehingga pembangunan rumah sakit dapat berjalan. 

Semangat yang ditumpahkan oleh Joserizal pun berbuah manis. Kini, rumah sakit itu berdiri tegak di are seluas 16.261 m2 yang terletak di Bayt Lahiya, Gaza Utara.

Profesinya sebagai dokter bedah tulang jelas sangat dibutuhkan di medan konflik seperti di jalur Gaza untuk segera melakukan pengobatan dan penyelamatan.

Meski pengabdiannya di dunia telah usai, tekad perjuangannya pun tetap dilanjutkan oleh penerus-penerusnya untuk mewujudkan cita-citanya dalam perdamaian dunia.

Apapun profesinya, semoga kita semua bisa bermanfaat bagi sesama.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: