Pada awal Januari 2020 lalu, Komisi Pemberantasan Korupsi menggelar operasi tangkap tangan yang cukup menggegerkan publik di Tanah Air. Sebabnya, yang ditangkap lembaga superbody tersebut adalah salah satu anggota atau komisioner Komisi Pemilihan Umum pusat, yaitu Wahyu Setiawan.
KPK menangkap Wahyu atas kasus suap dalam pengurusan pergantian antar waktu (PAW) anggota DPR dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Sampai di sini, tidak ada masalah, lembaga yang kini dipimpin Firli Bahuri itu mudah saja menetapkan Wahyu sebagai tersangka dan menahannya. Begitu juga dengan tersangka-tersangka lainnya.
Baca Juga: Ternyata, Ronny Sompie yang Dicopot Yasonna Pernah Dapat Bintang Jasa dari Jokowi
Namun, problem muncul ketika KPK hendak membidik politikus PDIP Harun Masiku yang sekarang ini sudah bertatus tersangka pemberi suap dan jadi buronan. Sejak operasi penangkapan pada 8 Januari hingga sekarang ini, KPK belum mampu meringkusnya.
Bahkan, atas kegagalan KPK itu, memunculkan peristiwa-peristiwa lainnya. Salah satu yang menyita perhatian publik adalah pencopotan Ronny Sompie sebagai Dirjen Imigrasi.
Satu lagi yang juga jadi sorotan publik adalah sepak terjang Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasonna Laoly. Sejumlah pihak menuduh Yasonna, karena juga sebagai politikus PDIP, punya konflik kepentingan dalam kasus tersebut. Bahkan, ada yang menganggapnya melindungi Harun Masiku, dan mendesak Presiden Jokowi mencopotnya.
Yasonna mengatakan sudah membentuk tim independen dari cyber crime Polri, Kemenkominfo, Badan Sandi dan Siber Nasional, kemudian Ombudsman untuk mengusut keterlambatan Imigrasi dalam mendeteksi kepulangan Harun Masiku dari Singapura ke Indonesia pada 7 Januari 2020. Yassona mengaku ingin betul-betul transparan sehingga membentuk tim independen dan tak mau ada yang berasumsi seolah melindungi Harun.
"Saya mau supaya betul-betul transparankan, yang saya nggak suka ada orang berasumsi seolah-olah saya itu melindungi, bukan melindungi. Saya kira intelektualitas saya bukan, belum seperti itu tololnya. Saya belum ingin melakukan harakiri politik, saya kira hanya soal-soal begitu, terlalu tolol saya. Saya pikir saya setolol itu nggak sampai segininya," kata Yasonna di kompleks parlemen, Jakarta, Kamis 30 Januari 2020.
Soal adanya pihak yang melaporkannya ke KPK, dan mendesak Jokowi untuk mencopotnya, ia menegaskan yang bisa mencopotnya hanya presiden.
"Memangnya dia apa? Kenapa memang dilaporin? Biarkan saja, ada urusan apa. Yang bisa mencopot saya presiden, bukan dia," kata Yasonna.
Yasonna beberapa kali mengucapkan kata "tolol” saat menjawab tuduhan melindungi Harun Masiku. Sebelumnya, dia tidak pernah sampai melontarkan kata-kata yang memiliki makna negatif tersebut khususnya di hadapan media.
Terpisah, politikus PDIP lainnya, Trimedya Panjaitan, meyakini Yasonna tidak mungkin melindungi Harun Masiku. Terlebih dengan kapasitas Yasonna sebagai seorang politikus senior. Dia bahkan menilai kata “tolol” yang disampaikan Yasonna adalah tepat.
"Pak Yasonna Laoly, politisi senior, ahli hukum. Beliau profesor doktor, beliau seperti pernyataannya enggak setolol itu melakukan itu," kata Trimedya.
Trimedya juga meyakini Yasonna tidak mungkin mengorbankan Ronny Sompie. Alasannya, Ronny adalah jenderal bintang dua, dengan karier yang cukup baik.
"Beliau mengabdi di Imigrasi sudah lima tahun. Agak riskan kalau Pak Yasonna mau mengorbankan Pak Ronny Sompie. Kalau itu dilakukan dengan sengaja, tidak menutup kemungkinan dari institusi Polri akan marah. Soal-soal begitu pasti sudah dihitung," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: