Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PKS, Pak Mendag, Ganja Bisa Jadi Komoditas Ekspor? Mendag Jawab...

PKS, Pak Mendag, Ganja Bisa Jadi Komoditas Ekspor? Mendag Jawab... Sidang Paripurna DPR 2019 | Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi PKS, Rafli Kande, menyarankan kepada Menteri Perdagangan Agus Suparmanto agar ganja dapat menjadi salah satu komoditas ekspor. 

Menjawab itu, Mendag menyatakan bakal melihat aturan terlebih dahulu mengenai usulan menjadikan ganja sebgai salah satu komoditas ekspor.

Ia mengatakan pemerintah perlu mengetahui tujuan diusulkannya ganja menjadi komoditas ekspor. "Itu kan baru bahas usulan dari pembahasan. Jadi nanti teknisnya akan kita lihat aturan yang ada, otomatis selama ini itu kan tidak diperbolehkan jadi nanti kita lihat k edepannya bagaimana, kepentingannya untuk apa gitu karena itu tidak bisa diperjualkan secara bebas," ujarnya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta pada Kamis (30/1/2020).

Baca Juga: Bertemu Wakil AWS, Mendag Ungkap Rencana Amazon Bangun Tiga Pusat Data di Indonesia

Baca Juga: PKS Sentil Prabowo ke Rusia, Eh Digas Jubirnya

Sebelumnya, Rafli menyarankan Mendag untuk menjadikan ganja sebagai salah satu komoditas ekspor. Hal itu disampaikan Rafli dalam rapat kerja di Komisi VI.

Ia menilai selama ini pelarangan ganja yang digolongkan menjadi jenis narkotika hanya merupakan konspirasi global. Menurut dia, pelaku penyalahgunaan ganja yang kini mendekam di jeruji besi tidak sebanyak penyalahgunaan jenis narkotika lainnya.

"Jadi ganja ini ini adalah konspirasi global dibuat ganja nomor satu bahayanya. Narkotika yang lain dibuat nomor sekian-sekian padahal yang paling sewot dan gila sekarang masuk penjara itu bukan orang ganja. Orang yang pakai sabu-sabu bunuh neneknya pakai ekstasi segala macam," ujarnya.

"Jadi pak, ganja ini bagaimana kita jadikan komoditas yang ekspor yang bagus. Jadi kita buat lokasinya. Saya bisa kasih nanti daerahnya di mana. Setuju enggak?" sambungnya.

Ia pun menyadari  usulnya tersebut tidak mungkin bisa langsung diterapkan lantaran dalam aturan ganja masih digolongkan ke dalam jenis narkotika sehingga keberadaannya dilarang.

"Nah itu pak, ini memang regulasinya. Kita ini sebenarnya, menurut saya, kita Indonesia memang menjadi seperti laboratorium eksperimen orang-orang dunia. Eksperimen jadi enggak ada kekuatan kultural kekuatan tradisional kekuatan batin. Ini yang enggak kita munculkan," tukasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: