Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Inikah Lokasi Awal Virus Corona? Bukan China...

Inikah Lokasi Awal Virus Corona? Bukan China... Kredit Foto: Institut Mikrobiologi Akademi Sains China
Warta Ekonomi, Jakarta -

Lokasi ini diduga sebagai asal muasal virus corona (Coronavirus/nCov), yang diduga kuat senjata biologi China. Lokasi yang dimaksud adalah Kanada. Ceritanya, ketika coronavirus merebak pertama kali di Wuhan, pada Desember 2019, Kanada tiba-tiba ramai. Virus corona dituding hasil curian ilmuwan China dari laboratorium virus di Kanada.

Benarkah demikian? Mengutip situs Express, Jumat, 31 Januari 2020, ilmuwan yang bekerja di Laboratorium Mikrobiologi Nasional (NML) di Winnipeg, Kanada, melakukan setidaknya lima perjalanan ke China antara 2017 hingga 2018. Salah satunya, mereka melatih para ilmuwan dan teknisi di laboratorium level 4 baru yang bersertifikat di China yang melakukan penelitian dengan patogen paling mematikan.

Baca Juga: Sebelum Ada Corona, China Pernah Digerogoti Wabah Justinian, Telan Hampir 50% Populasi Eropa!

Xiangguo Qiu, yang dikawal keluar dari Laboratorium Winnipeg pada Juli 2019 di tengah investigasi terhadap apa yang dijelaskan oleh Badan Kesehatan Masyarakat Kanada (PHAC) sebagai kemungkinan 'pelanggaran kebijakan' diundang untuk pergi ke Laboratorium Keamanan Hayati Nasional Wuhan dari Akademi Ilmu Pengetahuan China empat kali dalam dua tahun.

Beberapa rekan kerjanya sempat bertanya ke Qiu, apa yang membuat dirinya pergi ke China, dan informasi serta teknologi apa yang dirinya bagikan dengan para peneliti di sana. "Tidak benar bahwa ia adalah pegawai pemerintah Kanada yang memberikan rincian pekerjaan rahasia dan cara membangun laboratorium untuk negara asing," ujar salah satu rekannya.

Menurut sebuah dokumen yang bocor ke publik, selama perjalanan September 2017, Qiu adalah pakar virus dari Tianjin, China yang datang ke Kanada sejak 1996. Ia dapat penghargaan Governor General's Innovation Awards 2018 karena membantu mengembangkan ZMapp, obat virus Ebola di Afrika. Qiu dan suaminya yang bernama Keding Cheng bekerja di NML Winnipeg.

Jabatan Qiu adalah kepala seksi Pengembangan Vaksin dan Terapi Antivirus. Pada 2 Agustus 2019, ada kejadian pengiriman Virus Ebola dan Henipah dari NML ke Beijing memakai pesawat Air Canada pada 31 Maret 2019. Ebola dan Henipah adalah patogen berbahaya yang hanya bisa ditaruh di lab dengan biosafety level 4 seperti yang ada di Winnipeg.

Kemudian, pada 24 Mei 2019, PHAC melapor ke kepolisian Kanada (RCMP) untuk sebuah 'masalah administrasi'. Lalu, 5 Juli 2019, Xiangguo Qiu, Keding Cheng dan beberapa mahasiswanya dicopot aksesnya dari NML. Akses keamanan untuk pasangan suami isteri beserta para mahasiswa mereka asal China dicabut. Tak hanya NML, Universitas Manitoba kemudian memutuskan hubungan kerja dengan Qiu, sedangkan mahasiswanya dipindah ke bagian lain.

Sebuah sumber juga mengatakan, virus itu dikirim ke China tanpa sesuai prosedur dan dokumen yang benar. Virus yang dikirim dalam kejadian itu adalah Ebola dan Henipah, bukan virus corona (Coronavirus). Kasus ini masih dalam penyelidikan polisi Kanada. Sejauh ini belum ada keterangan resmi kalau Qiu dan suaminya bertanggung jawab dalam pengiriman virus mematikan itu ke China.

Di lain tempat, Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) melaporkan bahwa Ketua Departemen Biologi Kimia dan Kimia Universitas Harvard serta dua warga negara China telah didakwa sehubungan dengan membantu pemerintah China.

Dokter Charles Lieber (60) yang menjabat ketua Departemen Kimia dan Biologi Kimia di Universitas Harvard ditangkap dan didakwa oleh pengaduan pidana dengan satu tuduhan membuat pernyataan yang salah secara materi, fiktif, dan curang.

Sementara, Yanqing Ye (29) dan Zaosong Zheng (30), keduanya warga negara China, juga didakwa dengan masing-masing tuduhan penipuan visa, membuat pernyataan palsu, bertindak sebagai agen pemerintah asing, dan konspirasi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: