Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

SKPT Mimika Gerakkan Ekonomi Perikanan di Timur Indonesia

SKPT Mimika Gerakkan Ekonomi Perikanan di Timur Indonesia Kredit Foto: KKP

Dalam kesempatan peninjauan operasional SKPT Mimika pada Rabu (29/1/2020), Agus melihat langsung pemanfaatan bantuan pemerintah yang sudah diberikan. Setidaknya, KKP telah memberikan bantuan berupa kapal penangkap ikan beserta alat tangkapnya, cool box, sarana pengolahan, chest freezer, ice flake machine, gudang beku kapasitas 100 dan 200 ton, kendaraan berpendingin, mobil crane, serta fasilitas tambat labuh kapal kecil.

"Dari laporan dan hasil pengamatan secara langsung, bantuan-bantuan yang kita berikan sudah termanfaatkan secara optimal," ujar Agus.

Pemanfaatan bantuan oleh nelayan, seperti kapal dan alat penangkap ikan telah berkontribusi dalam menambah volume tangkapan sebesar 14,04 ton pada periode Desember 2018 s.d. Agustus 2019. Lebih lagi bantuan tersebut mendorong peningkatan pendapatan rata-rata penerima bantuan sebesar Rp2 juta per bulan.

Awalnya pada musim udang, nelayan hanya menerima pendapatan sekitar Rp2,5 juta-Rp3 juta dan setelah menggunakan bantuan kapal dan alat penangkap ikan menjadi sekitar Rp4,5 juta-Rp5 juta per bulan.

Baca Juga: Satu-satunya, Balai Riset Perikanan Perairan Darat se-Asia Tenggara Hadir di Palembang

Menurut Agus, keberadaan SKPT Mimika mampu mengintegrasikan proses bisnis kelautan dan perikanan berbasis masyarakat yang sudah mulai berjalan di PPI Pamaoko. Saat ini sudah ada tiga pelaku usaha (off taker) yang menampung hasil tangkapan nelayan, yaitu Koperasi Perikanan Mbiti, UD Arafura, dan BUMN Perikanan PT Perikanan Nusantara (Perinus). Koperasi Mbiti selain sebagai off taker juga sudah menjual es hasil dari Ice Flake Machine.

"Koperasi ini juga secara kontinyu telah melakukan ekspor udang dari hasil tangkapan nelayan sekitar," terang Agus.

Agus menambahkan, ikan dari nelayan sudah bisa dibeli dengan harga yang lebih bagus. Contoh ikan Mackerel yang sebelumnya 5-6 ribu per kilo, sekarang mampu dibeli oleh Perinus dan Koperasi seharga Rp8-9 ribu.

Untuk mendorong kegiatan ekspor, PT Perinus saat ini telah merampungkan dokumen perizinan dan proses sertifikasi ekspor hasil perikanan. Sehingga dalam waktu dekat ini akan siap ekspor produk perikanan, seperti ikan pelagis kecil, ikan demersal, loin beku, loin segar, kepiting hidup, dan udang beku.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: