Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Satu-satunya, Balai Riset Perikanan Perairan Darat se-Asia Tenggara Hadir di Palembang

Satu-satunya, Balai Riset Perikanan Perairan Darat se-Asia Tenggara Hadir di Palembang Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo meresmikan Balai Riset Perikanan Perairan Umum Daratan atau The Southeast Asian Fisheries Development Center (SEAFDEC)-Fishery Resources Development and Management Department (IFRDMD/BRPPUPP) di Palembang, Sumatera Selatan. Fasilitas ini adalah satu-satunya balai riset perikanan perairan darat di Asia Tenggara.

Edhy berpesan agar kajian-kajian di balai riset ini bisa ditransfer dengan baik ke masyarakat. Yang tujuan akhirnya tentu masyarakat, di Sumatera Selatan khususnya, memperoleh pengetahuan yang luas di bidang budidaya perikanan, terutama perairan umum darat.

Baca Juga: Target Ekspor US$6,47 M, KKP Genjot Rajungan Demak

"Peran Seafdec ini penting untuk mempererat kerja sama kita dengan negara-negara di Asia Tenggara. Walaupun demikian, tidak ada gunanya bangunannya mewah, besar, megah tapi hanya lambang. Ilmunya harus bisa ditransfer ke masyakarat," ujarnya.

Dengan adanya Seafdec ini, Edhy juga berharap bisa terbangun citra Sumatera Selatan sebagai sentra penghasil ikan air tawar di Indonesia maupun di Asia Tenggara. Kepala BRSDM, Sjarief Widjaja, menjelaskan bahwa balai riset ini memiliki tiga fungsi utama, yakni mempersiapkan kajian stok ikan beserta wilayah pengelolaannya; konservasi wilayah perairan sebagai plasma nutfah; dan pengembangan Fish Passage / Fish Way di Indonesia.

"Balai riset ini juga berperan menciptakan output unggulan di pengelolaan perikanan perairan umum daratan. Karenanya, kami menciptakan sejumlah inovasi agar dapat memberikan dampak positif dan bermanfaat bagi masyarakat," tutur Sjarief.

Inovasi pertama yakni aplikasi DACOFA (Data Collection for Fishery Activities). Aplikasi yang dikembangkan oleh balai riset ini memungkinkan para enumerator melakukan input data secara cepat dan efisien. Dengan hadirnya aplikasi berbasis Android ini, penginputan data ikan menjadi mudah karena dapat dilakukan melalui smartphone sehingga seluruh data akan terekam dalam satu pusat data. 

Output lainnya adalah aplikasi Batas (Barrier Tracking System) yang diciptakan melalui kolaborasi riset antara BRPPUPP dan P2I LIPI. Batas merupakan aplikasi untuk mengidentifikasi dan memetakan hambatan (barrier) yang ada di sungai Indonesia.

"Rencana jangka panjang dari Batas adalah manajemen adapatif untuk pengoperasian bendungan dan penghalang di sungai-sungai Indonesia untuk mencapai pemulihan konektivitas aliran yang lebih efisien dan mengatasi dampak yang disebabkan oleh fragmentasi sungai," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: