Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tanggapi Rusia, AS Kerahkan Kapal Selam Bersenjata Nuklir

Tanggapi Rusia, AS Kerahkan Kapal Selam Bersenjata Nuklir Kredit Foto: Sindonews

Di belakang perkembangan itu adalah pandangan AS bahwa Moskow sendiri sedang mengembangkan senjata nuklir taktis dengan harapan bisa menggunakannya tanpa memprovokasi pembalasan besar-besaran yang menjadi dasar kalkulus pencegahan nuklir klasik dari Perang Dingin, yakni kehancuran yang saling meyakinkan.

Pandangan Pentagon adalah bahwa Rusia, jika mereka menemukan diri mereka berjuang dalam perang konvensional, mungkin menggunakan senjata nuklir kecil jika mereka berpikir militer AS, dengan hanya nuklir besar di tangan, tidak akan membalas dengan mereka. Pasukan AS telah memiliki senjata nuklir seukuran taktis selama bertahun-tahun, tetapi yang hanya bisa dijatuhkan sebagai bom dari pesawat atau dikirim dengan rudal jelajah, di mana Rusia dapat dengan mudah bertahan.

Baca Juga: Kapal Selam Bersenjata Drone Nuklir Poseidon Akan Perkuat Rusia di 2020

Hulu ledak nuklir berdaya ledak rendah pada rudal balistik yang diluncurkan kapal selam akan lebih mungkin menembus pertahanan Rusia, dan, dalam pandangan Pentagon, lebih mungkin membuat Moskow, atau musuh lain seperti China, berpikir dua kali sebelum menyerang dengan nuklir kecilnya.

"Senjata baru memperkuat pencegahan dan memberikan Amerika Serikat senjata strategis cepat, lebih tahan lama," kata Rood.

"Ini juga menunjukkan kepada musuh potensial bahwa tidak ada keuntungan untuk pekerjaan nuklir terbatas karena Amerika Serikat dapat secara kredibel dan tegas menanggapi setiap skenario ancaman."

Tetapi para kritikus mengatakan bahwa setelah beberapa dekade di mana ukuran senjata nuklir semata-mata dipandang sebagai pencegahan terhadap penggunaannya, hulu ledak nuklir kecil dapat meningkatkan kemungkinan itu.

"Sementara beberapa orang berpendapat bahwa hulu ledak ini adalah respons terhadap apa yang disebut strategi 'eskalasi ke de-eskalasi' Rusia yang akan memperkuat pencegahan dan meningkatkan ambang batas nuklir, yang lain berpendapat bahwa itu akan menurunkan ambang batas untuk penggunaan AS dan meningkatkan risiko perang nuklir," kata layanan Penelitian Kongres dalam sebuah laporan bulan lalu, seperti dikutip AFP, Rabu (5/2/2020).

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Shelma Rachmahyanti

Bagikan Artikel: