Emil pun meminta desa lain di Jabar mengikuti langkah Kampung Kaos Kaki, yakni menggali potensi desa dan mempercepat laju perekonomian masyarakat melalui BUMDes Juara.
"Dan kami menunggu lagi ada BUMDes-BUMDes yang bersemangat berekonomi di sini. Tidak harus hijrah ke kota bekerja di pabrik. Di desa berbagi dan ekonomi menetes dan sila kelima Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia berhasil diterapkan," jelasnya.
Adapun anggota Gerakan Wirausaha Muda (Garuda) dan perajin kaus kaki Anggi Yusuf mengatakan inovasi dan kolaborasi menjadi kunci Garuda Desa Cikondang dalam menjalankan BUMDes (Badan Usaha Milik Desa).
Sebelum mendirikan BUMDes, Garuda lebih dulu mencari potensi desa dan berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) serta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumedang.
"Kami meminta rekomendasi, produk apa yang bisa pemuda Desa Cikondang buat. Ada tiga rekomendasi, (yaitu) alumunium, kopiah, dan kaus kaki," katanya.
Setelah rekomendasi itu muncul, Garuda memilih kaus kaki. Sebanyak 20 pemuda Cikondang pun mengikuti berbagai pelatihan pembuatan kaus kaki. Dengan mesin manual, mereka berupaya membuat barang berkualitas.
"Ya, awal-awal kami memang kesulitan. Tapi, kami terus coba buat kaus kaki. Sehari bisa membuat 21 lusin atau 252 pasang kaus kaki," kata Anggi.
Perlahan dan pasti, produk kaus kaki asal Cikondang terdengar ke sejumlah daerah di Sumedang. Garuda melalui BUMDes Cikondang kemudian dijuluki Kampung Kaos Kaki.
"Produktivitas kami terhambat karena mesin yang ada belum maksimal. Bantuan dari Pemda Provinsi Jabar (berupa mesin) bisa meningkatkan produktivitas BUMDes kami," ucap Anggi.
Anggi berharap, dengan mesin baru yang lebih canggih, Kampung Kaos Kaki mampu memproduksi lebih banyak lagi kaus kaki. Dengan begitu akan ada lapangan kerja baru di Desa Cikondang.
"Pengangguran jadi masalah kami sebelum akhirnya membuat BUMDes yang membuat kaus kaki. Ya, kalau pesanan lebih banyak, kan BUMDes butuh pekerja yang banyak. Pemuda di sini bisa ikut," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil