Dampak Corona Bagi Pendapatan Apple, Pengamat: Lebih Parah dari Perkiraan!
Apple Inc diprediksi tak mungkin memenuhi target penjualan yang ditetapkan tiga minggu lalu; karena produksi dan permintaan perangkatnya di China melemah karena wabah virus corona.
Pabrik di China yang memproduksi iPhone dan perangkat elektronik lain sudah mulai dibuka lagi, tetapi kecepatan produksinya masih lebih lambat dari perkiraan, kata perusahaan.
"Artinya, jumlah iPhone yang tersedia untuk dijual secara global kini lebih sedikit," ujar Apple, dikutip dari Reuters, Selasa (18/2/2020). Secara otomatis, Apple jadi salah satu perusahaan Amerika yang terkena rugi besar karena wabah itu.
Baca Juga: Apple Mulai Buka Toko Ritelnya di China, Tetapi Hanya di Wilayah . . . .
Sejumlah toko ritel di negara itu tetap tutup, ada juga yang beroperasi dalam rentang jam yang lebih singkat dari biasanya--sehingga penjualan di kuartal ini akan terganggu.
Maklum saja, laporan Reuters menyebut, "China berkontribusi 15% terhadap 15% pendapatan Apple (senilai US$13,6 miliar/sekitar Rp186,4 triliun) pada kuartal terakhir dan memasok 18% pendapatan pada kuartal tahun lalu."
Pada akhir Januari, Apple memperkirakan pendapatan US$63 miliar-US$67 miliar (sekitar Rp863,6 triliun-Rp918,4 triliun) untuk kuartal yang berakhir pada Maret 2019.
"Besarnya dampak corona terhadap pendapatan Apple di pertengahan Februari jelas lebih buruk dari pada yang diperkirakan," kata Analis Wedbush, Daniel Ives dalam catatannya.
Analis memperkirakan virus itu dapat memangkas 50% permintaan ponsel pintar Apple di China pada kuartal pertama 2020.
"Kesehatan dan kesejahteraan setiap orang yang terlibat dalam produksi mungkin adalah prioritas utama kami," tambah Kepala Eksekutif Apple, Tim Cook.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna