Wabah virus corona menjadi momok paling mengerikan bagi global. Sampai dengan saat ini, sudah ada 77.000 orang yang terinfeksi dan 2.600 orang di antaranya meninggal dunia. Kepala misi WHO memperingatkan bahwa dunia sama sekali tidak siap untuk menahan penyebaran virus yang menyebabkan lebih banyak kematian dan infeksi yang menyebar ke sejumlah negara baru.
Asal tahu saja, virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan itu mampu membuat pasar investasi global gonjang-ganjing. Nilai tukar dolar AS bahkan beberapa kali menjadi korban tekanan jual oleh pelaku pasar. Kendati begitu, pada perdagangan spot hari ini, Rabu (26/02/2020), dolar AS mulai kembali bergigi.
Baca Juga: Jakarta Lumpuh, Global 'Bakar' Rupiah Sampai Melepuh!
Mata uang Paman Sam itu bergerak variatif dengan kecenderungan menguat di hadapan mayoritas mata uang global, seperti euro, poundsterling, dolar New Zealand, franc, yuan, dolar Hong Kong, yen, baht, dolar Taiwan, dan rupiah. Sejak pembukaan pasar, dolar AS sudah membuat rupiah terdepresiasi sebesar -0,07% ke level Rp13.880 per dolar AS.
Baca Juga: Virus Corona Bikin Dolar AS Kritis! Eits, Tapi Emas Dunia Makin Eksis!
Depresiasi tersebut terus bertambah seiring berjalannya pasar. Hingga pukul 10.22 WIB, rupiah terkoreksi -0,23% ke level Rp13.915 per dolar AS, level terdalam sejak sebulan terakhir. Selain itu, rupiah juga dibuat gigit jari oleh tiga mata uang utama di dunia, yakni dolar Australia (-0,23%), poundsterling (-0,20%), dan euro (-0,09%).
Pergerakan rupiah di Asia juga tidak begitu baik. Sang Garuda kini menyandang status sebagai mata uang terlemah ketiga di Benua Kuning setelah baht (0,21%) dan yen (0,10%). Pasukan mata uang Asia yang ikut menekan rupiah meliputi won (-0,26%), dolar Singapura (-0,24%), dolar Hong Kong (-0,22%), dolar Taiwan (-0,20%), dan yuan (-0,15%).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: