Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Puan Maharani Kritik Pemerintahan Jokowi Soal...

Puan Maharani Kritik Pemerintahan Jokowi Soal... Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A

Ada dua tempat WNI di luar negeri yang harus dievakuasi dari lokasi yang terjangkit virus Corona. Pertama, ada 69 WNI yang masih berada di kapal pesiar Diamond Princess di Pelabuhan Yokohama Jepang. Kapal ini dianggap sebagai salah satu pusat penyebaran baru corona. Sembilan WNI disebut positif corona di kapal ini, sehingga mereka dirawat di RS yang ada di sana.

Lokasi kedua yang dievakuasi, adalah 188 WNI. Mereka berada di kapal World Dream, dan terombang ambing di lautan internasional karena ditolak banyak negara. Kapal ini juga disebut sebagai pusat penyebaran, walau hasil tes membuktikan negatif. Tapi mereka sudah dievakuasi dan diobservasi di Kepulauan Seribu, Jakarta.

Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Laksamana Madya Yudo Margono mengatakan 188 WNI yang berada di Kapal World Dream itu terdiri dari 16 perempuan dan 177 laki-laki. Kapal itu berada di dekat Bintan, Kepulauan Riau.

WNI yang semuanya berprofesi sebagai ABK (Anak Buah Kapal) itu dipindahkan dari kapal World Dream ke KRI Dr Soeharso (990). Ia menjelaskan sebelum masuk ke KRI, seluruh WNI  diperiksa kesehatan di atas kapal yang berfungsi sebagai rumah sakit itu. 

Setelah lolos uji kesehatan, mereka bertolak ke Pulau Sebaru, Kepulauan Seribu, Jakarta, untuk diobservasi selama 14 hari. Itu berdasarkan protokol kesehatan dari organisasi kesehatan dunia atau WHO.

"Kemudian akan dilaksanakan apa namanya tes darah kemungkinan dari Kemenkes. Setelah itu kurang lebih jam 13.00 atau jam 14.00 kapal SHS akan bertolak menuju ke Pulau Sebaru," kata Laksdya Yudo Margono di Markas Kolinlamil, Rabu, 26 Februari 2020. China, Jepang dan pemulangan 188 WNI dari kapal pesiar Word Dream.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: