Pemerintah serius untuk meningkatkan kualitas penelitian di Tanah Air. Sebanyak sebelas Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH) mendapatkan pendanaan penelitian 2020 sebesar Rp514,2 miliar. Angka ini ini meningkat sekitar Rp74 miliar dibanding alokasi tahun lalu.
Kesebelas universitas itu, antara lain Universitas Indonesia (Rp70 miliar), Institut Teknologi Bandung (Rp65,8 miliar), Universitas Gadjah Mada (Rp64,6 miliar), Institut Pertanian Bogor (Rp48,5 miliar), dan Universitas Diponegoro (Rp48,5 miliar).
Berikutnya Universitas Airlangga (Rp42,5 miliar), Universitas Padjadjaran (Rp40,7 miliar), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (Rp42 miliar), Universitas Hasanuddin (Rp37,9 miliar), Universitas Pendidikan Indonesia (Rp28,2 miliar), dan Universitas Sumatera Utara (Rp25,2 miliar).
Baca Juga: Kemendag Fasilitasi Industri Animasi Tembus Pasar Korsel
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro menekankan penelitian yang didanai dapat meningkatkan pemanfaatan keunggulan alam Indonesia.
"Kita harus fokus kepada penelitian yang berbasis pada keunggulan Indonesia. Contohnya yang simpel Indonesia saat ini adalah produsen sekaligus eksportir kelapa sawit terbesar sedunia. Artinya, penelitian sampai inovasi terkait kelapa sawit itu harus dikuasai Indonesia. Insan penelitian harus bisa membuktikan bahwa kalau soal kelapa sawit Indonesia yang nomor satu," kata Bambang di Jakarta, Rabu (26/2/2020).
Bambang juga menekankan dana pendidikan ini dapat mengembangkan solusi bagi masalah di sekitar perguruan tinggi tersebut berada.
Baca Juga: Astra Agro Lestari Manfaatkan AI Kelola Perkebunan Sawit
"Kalau di Lampung masalahnya apa, maka Universitas Lampung berusaha melakukan penelitian yang memang menjawab permasalahan utama masyarakat Lampung yang mungkin berbeda dengan masalah utama masyarakat di Kalimantan Barat, misalkan. Universitas Tanjung Pura tidak harus sama dalam fokus penelitian dan inovasinya dibandingkan Universitas Lampung. Ini contoh simpel bahwa masalah lokal kita harus bisa selesaikan dan masalah lokal ini kadang tidak membutuhkan teknologi yang terlalu canggih," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti