Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kebut Pembangunan Kilang Kapasitas 2 Juta Barel, Pertamina Ungkap Progres Terkini

Kebut Pembangunan Kilang Kapasitas 2 Juta Barel, Pertamina Ungkap Progres Terkini Kredit Foto: Muhamad Ihsan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di sektor minyak dan gas yakni, PT Pertamina (Persero), kebut pengembangan kilang proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) dan pembangunan kilang baru proyek Grass Roof Refinery (GRR). Hal ini dilakukan Perseroan demi mengupayakan stop impor BBM yang ditargetkan pada tahun 2026.

Pertamina melalui Vice President Corporate Communication, Fajriyah Usman, mengatakan pentingnya kilang bagi ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan energi nasional. Saat ini, Pertamina terus melakukan akselerasi pembangunan kilang, siang dan malam, sehingga dapat selesai lebih cepat dari yang ditargetkan.

Baca Juga: Pertamina Buka Lebar Pintu Kemitraan Bisnis Pertashop di Seluruh Indonesia

Diketahui, nantinya apabila telah rampung, kapasitas kilang yang saat ini 1 juta barel per hari akan meningkat dua kali lipat menjadi 2 juta barel per hari sehingga Pertamina menargetkan memenuhi kebutuhan BBM dari kilang sendiri tanpa ketergantungan dengan impor.

"Pembangunan Kilang Balikpapan yang progresnya sudah lebih dari 13% tahun ini ditargetkan mencapai 40%. Sementara, target pembangunan Kilang Balongan dan Cilacap masing-masing 10%. Kita akan terus kebut demi kepentingan nasional," jelas Fajriyah di Jakarta, Jumat (28/2/2020).

Menurut Fajriyah, proyek RDMP dan GRR juga diintegrasikan dengan pembangunan industri petrokimia yang memiliki potensi bisnis Rp40–Rp50 triliun per tahun sejalan dengan target Pertamina untuk menjadi pemain utama bisnis petrokimia di kawasan Asia Pasifik. Untuk itulah, kilang yang dibangun didesain dengan teknologi tinggi yang bisa mengolah jenis crude dari mana saja serta memiliki fleksibilitas tinggi untuk mengubah mode kilang menjadi petrokimia.

Besarnya peluang bisnis migas menjadikan megaproyek RDMP dan GRR telah menarik para investor dunia untuk menanamkan modalnya, bahkan tak sedikit yang meminta menjadi mitra strategis.

"Pada Kilang Balikpapan saja ada sekitar 40 perusahaan yang meminta menjadi mitra kepada Pertamina sehingga kita lakukan seleksi secara ketat. Begitu juga di kilang Balongan dan kilang lainnya," imbuh Fajriyah. 

Negosiasi dengan mitra bisnis dan investor, tambah Fajriyah, berjalan dengan baik. Sejumlah MoU dan kesepakatan bisnis telah ditandatangani antara Pertamina dengan berbagai pihak, seperti ADNOC, Mubadala, Rosneft, K-Sure, dan lain sebagainya.

"Negosiasi dengan Saudi Aramco juga masih terus berlanjut dan solusinya adalah menerapkan skema seperti pada Kilang Balikpapan dengan cara toll fee untuk kilang lama, tetapi tetap berpartner untuk kilang baru di Cilacap," pungkas Fajriyah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: