Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jadi Antivirusnya Jokowi, Harga Jahe Malah Meroket Gak Karuan

Jadi Antivirusnya Jokowi, Harga Jahe Malah Meroket Gak Karuan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Komoditas seperti jahe, kunyit hingga temulawak mengalami kenaikan harga yang tak karuan. Hal ini terjadi usai komoditas tersebut dianggap bisa menjadi penangkal virus korona di Indonesia.

 

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia Abdullah Mansuri mengakui adanya kenaikan harga jahe yang cukup tinggi. Jahe sulit dikontrol kenaikan harganya karena barang yang tidak begitu banyak.

 

"Saat ini jahe dijual dengan harga Rp70.000, ada yang jual Rp75.000. Biasanya jahe dijual di kisaran Rp15.000-Rp35.000," ujar Abdullah saat dihubungi, di Jakarta, Minggu (8/3/2020).

 

Baca Juga: Segera ke RS Kalau Miliki Gejala Corona, Biaya Ditanggung Pemerintah Kok

 

Menurutnya, produksi jahe dalam negeri masih mencukupi. Namun, yang perlu diantisipasi adalah pihak-pihak yang tidak mengeluarkan stok, karena jahe tidak bisa tahan lama.

 

"Saya harus akui yang perlu diantisipasi adalah pihak-pihak yang tidak mengeluarkan stoknya. Hal ini yang perlu mendapatkan sorotan antisipasi satgas pangan dan teman-teman yang lain," paparnya.

 

Baca Juga: Jahe Disebut Ampuh Atasi Corona, Sekarang Harganya Rp100 Ribu Per Kg

 

Untuk temulawak sekarang dijual seharga Rp30.000-Rp35.000, yang biasanya hanya Rp15.000. Kunyit biasanya dijual Rp12.000-Rp13.000, sekarang sudah di kisaran Rp25.000.

 

Menurut Abdullah, hal ini tergantung dengan dampak virus korona. Artinya, bila isunya berlarut, harganya akan berlaku jangka panjang.

 

"Tergantung, kalau isunya panjang bisa jadi harganya akan berlaku jangka panjang," kata Abdullah.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: