Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Wishnutama Kusubandio, menyiapkan tata cara atau prosedur khusus untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan wisatawan yang datang ke Tanah Air. Adanya prosedur khusus keamanan dan keselamatan tersebut diharapkan bisa meningkatkan kunjungan wisatawan hingga 20-30%.
"Kita harus menjaga keselamatan dan kenyamanan kepada siapa pun yang berkunjung ke Indonesia. Untuk itu, kami sedang menyusun prosedur khusus keamanan dan keselamatan yang salah satu tujuannya selain meningkatkan rasa aman dan nyaman, juga bisa meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan sebanyak 20-30%," kata Wishnutama di Jakarta, Selasa (10/3/2020).
Baca Juga: Cuti Bersama Diperbanyak, Jurus Pemerintah Bangkitkan Sektor Pariwisata
Ia menjelaskan, saat ini status Indonesia dalam travel advisory negara-negara tetangga yang lebih sering digambarkan dalam kondisi kuning (hati-hati untuk dikunjungi) dan bukan hijau (aman untuk dikunjungi).
"Prosedur keamanan dan keselamatan ini salah satu upaya untuk mengubah dan memberi perhatian lebih kepada wisatawan yang akan berkunjung ke Indonesia," katanya.
Presiden Joko Widodo, kata Wishnutama, beberapa waktu lalu secara khusus datang ke Labuan Bajo yang menjadi salah satu destinasi superprioritas untuk melihat langsung dan menginstruksikan kepada TNI, POLRI, BNPB, BASARNAS, dan kementerian lain untuk membentuk organisasi terpadu di destinasi wisata.
"Hal itu untuk menunjukkan kehadiran kita secara fisik di destinasi wisata. Bila di destinasi wisata itu terlihat tim patroli hadir secara wujud, tentu membuat perasaan wisatawan itu makin aman dan nyaman," katanya.
Staf Ahli Bidang Keamanan Kemenparekraf, Adi Deriyan, berharap prosedur khusus keamanan dan keselamatan ini merupakan rintisian awal bagi Indonesia untuk memiliki tata cara atau prosedur keamanan dan kenyamanan. Dengan begitu, wisatawan tidak ragu untuk merencanakan kunjungannya ke Indonesia.
"Pada 24 April kita akan melakukan skenario planing. Sebuah kegiatan dari apa yang sudah kita buat dan kerjakan akan diwujudkan dan diimplementasikan dalam skenario planing yang akan dilakukan dalam tiga tahap di Labuan Bajo," ujarnya.
Ketiga tahap itu, terang dia, mengatur bagaimana mengatasi wisatawan yang mengalamai kecelakaan individu seperti sakit jantung dan lainnya saat berada di destinasi wisata. Lalu menangani kasus kapal terbalik hingga bencana alam termasuk misalnya gempa bumi.
"Semoga ini bisa dikembangkan terus-menerus sehingga bisa menjadi prosedur khusus keamanan dan keselamatan versi Indonesia. Yang nanti akan kita sebarkan dan informasikan ke masyarakat agar semuanya mengetahui hal tersebut termasuk informasi pengaduannya," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum