Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Komentar Pengamat: Tragis, Tapi PAN Bukan Lagi Partai 'Saham' Amien Rais

Komentar Pengamat: Tragis, Tapi PAN Bukan Lagi Partai 'Saham' Amien Rais Kredit Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai langkah pengurus Partai Amanat Nasional (PAN) yang tak memasukkan Amien Rais dalam kepengurusan baru menunjukan partai itu keluar dari bayang-bayang Amien.

"Tragis juga pendiri dan membesarkan tidak berkuasa di PAN," kata Pangi saat dihubungi, Kamis (12/3/2020).

Namun, Pangi menilai PAN sudah mulai bergerak menjadi partai publik, bukan lagi partai 'saham' Amien Rais.

Baca Juga: Amien Ditendang, Kader Ramai-ramai Usul Dirikan PAN . . .

"Namun, yang terpenting sebetulnya adalah bagaimana menyatukan gerbong dan faksi yang sempat terpecah dalam kongres kemarin, sehingga solidaritas PAN tetap terjaga untuk persiapan Pilkada 2020," tutur dia.

Di sisi lain, lanjut dia, partai politik idealnya menjadi partai yang modern, tidak lagi bergantung pada satu tokoh sentral atau figur tertentu. Problemnya, ketergantungan pada figur tertentu hampir semua merata terjadi di parpol kita.

"Namun, sayang, lepas dari perangkap rezim otoriter Soeharto, partai bukannya beranjak menjadi modern, malah menjadi elitis, dan figur sentris. Partai beramai-ramai bergeser menjadi partai feodal dan relasi patron klien menjadi elitis dan membangun DNA oligarki kepartaian," ujar dia.

Selain itu, problem lainnya, jualan partai pada pemilu bukan program atau ideologi partai, namun gula-gula, figur populis, uang, dan politik identitas masih mendominasi. Partai juga belum tumbuh menjadi partai moderen berbasis nilai-nilai demokratis.

Untuk itu, tambah Pangi, PAN yang sudah menuju partai modern, jangan sampai kembali bergeser menjadi partai feodal dan oligarkis.

Baca Juga: Zulhas Singkirkan Amien, Kubu Rival Murka Sejadi-jadinya: Ibarat Usir Pendiri Rumah Tidak Terhormat

"Contoh Golkar sudah seperti Tbk perusahaan besar, yang sahamnya tidak berpusat pada segelintir orang saja, namun tetap menjadi partai demokratis dan konsisten menjalan tradisi politik meritokrasi di internal partai itu sendiri," pungkas dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: