Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wujudkan Pertanian untuk Semua, TaniHub Group Gelar TaniHack

Wujudkan Pertanian untuk Semua, TaniHub Group Gelar TaniHack Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

TaniHub Group, perusahaan digital rintisan (startup) di bidang pertanian, terus berupaya melakukan terobosan-terobosan kreatif untuk mendekatkan diri baik kepada petani dan juga masyarakat secara luas. Salah satu terobosan yang digagas oleh TaniHub adalah dengan menggelar TaniHack Vol.1, sebuah kompetisi tingkat nasional yang bertujuan mencari karya visual terbaik untuk Packing and Processing Center (PPC).

Lomba ide atau gagasan desain layout untuk PPC atau yang lebih populer disebut packing house ini mulai dibuka untuk kalangan mahasiswa dan umum sejak bulan Januari 2020, lalu mulai dikumpulkan dan disaring sejak awal Maret 2020. Lomba ini bertujuan untuk mendapatkan desain yang terbaik dan efisien, serta menyosialisasikan packing house TaniSupply ke semua kalangan, terutama petani.

Baca Juga: Strategi Bisnis TaniHub: 1 Juta Petani hingga Ekspansi

"Namun yang lebih penting, kami di TaniHub Group membuka peluang bagi masyarakat, bahkan di luar bidang pertanian, untuk memberikan ide atau gagasan layout packing house. Ini sesuai dengan visi TaniHub Group, yaitu agriculture for everyone (pertanian untuk semua)," ujar Sariyo, Direktur TaniSupply, di sela-sela kegiatan, di Kementerian Pertanian, Jumat (13/3/2020).

Sariyo menjelaskan, "Agriculture for Everyone" adalah visi TaniHub Group yang mengandung semangat agar lapisan masyarakat dapat berperan bagi pertanian Indonesia melalui berbagai bentuk upaya walaupun tidak terjun secara langsung ke lahan pertanian. Dengan adanya kompetisi TaniHack Vol. 1 ini, masyarakat yang memiliki keahlian dalam bidang desain visual dan arsitektur secara tidak langsung telah membantu pertanian Indonesia karena proses pascapanen yang dilalui petani dapat lebih efisien.

Panitia TaniHack Vol.1 telah memilih 5 finalis dari 167 pendaftar. Ide desain terbaik akan dipilih dari kelima finalis tersebut dengan mempresentasikan gagasan mereka di hadapan dewan juri yang terdiri dari: Sariyo (Direktur TaniSupply); Perwakilan dari Kementerian Pertanian Indonesia, Sukma Semadi (Arsitek dan praktisi); Taufik, S.T, M.M, Ph.D (Praktisi); Moehamad Deni Desvianto (Arsitek dan praktisi); dan Ar. Yuli Kalson Sagala M.Ar, IAI, AA (Arstiek dan praktisi).

Adapun 5 finalis adalah: 1) Ronald Julion Suryadi asal Bandung dengan Konsep Gudang Terintegrasi; 2) Priyatna Dwinanda Pribadi asal Bali; 3) Dwi Aji Setiawan asal Gresik; 4) Adi Jafar dari Purwakarta dengan konsep Hulu Hilir; dan 5) Kharunisa Widya Kusuma asal Sidoarjo. Hasil dari kompetisi tersebut: juara 1 diraih Priyatna Dwinanda Pribadi, Atika Salma Irhamy, Tessaldi Ilmi dari Denpasar, Bali; dan juara 2 diraih Dwi Aji Setiawan, Adam Khamid Asrori, Supriyandi, Prananingsti Ayudya M, Yutika Luqyana D, dari Gresik.

Di sela-sela presentasi para finalis, TaniHub juga menggelar TaniTalks yang merupakan sebuah forum edukatif berbentuk talk show atau workshop untuk membahas isu-isu seputar dunia pertanian, yang selalu berhubungan dengan bidang lainnya. Hadir sebagai pembicara dalam TaniTalks yaitu Michael Jovan Sugianto (Production Manager TaniSupply dan Co-Founder TaniHub) dan Dr. Tomy Perdana, SP., MM. (Dosen Agribisnis Unpad).

Production Manager TaniSupply dan Co-Founder TaniHub, Michael Jovan Sugianto, menjelaskan, lewat TaniTalks bertema "Menjaga Produk Pertanian Hingga ke Meja Makan", TaniHub Group berharap masyarakat dapat memahami peran teknologi dalam menjaga kualitas hasil panen, memahami hubungan antara pengelolaan pascapanen dengan harga pasar pada produk pertanian, dan tentunya membuka ruang kolaborasi berbagai pegiat untuk memajukan bidang pertanian. Melalui Packing and Processing Center yang efisien dan dikelola dengan mutu yang baik oleh TaniSupply, TaniHub Group makin komprehensif dalam membangun ekosistemnya untuk pertanian Indonesia.

"Penanganan pascapanen yang tepat dapat meningkatkan mutu, daya tahan, dan daya simpan produk hortikultura, dari proses pengangkutan hingga produk tersebut terjual. Sederhananya, dengan penanganan pascapanen yang tepat, value chain akan meningkat," ujar Michael.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: