Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bank Dunia Gelontorkan Utang US$300 Juta ke Indonesia, Bukan untuk Wabah Corona

Bank Dunia Gelontorkan Utang US$300 Juta ke Indonesia, Bukan untuk Wabah Corona A participant stands near a logo of World Bank at the International Monetary Fund - World Bank Annual Meeting 2018 in Nusa Dua, Bali. | Kredit Foto: Reuters/Johannes Christo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Dunia menyetujui pinjaman sebesar US$300 juta untuk mendukung upaya pemerintah Indonesia melaksanakan reformasi pada sektor keuangan dalam mempertahankan pertumbuhan ekonomi dan mencapai tujuan kesejahteraan bersama.

Country Director Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Satu Kahkonen mengatakan, sektor keuangan yang sehat dan berfungsi dengan baik sangat penting untuk mempertahankan pertumbuhan Indonesia serta mencapai beberapa sasaran. Di antaranya pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan.

"Fundamental makroekonomi Indonesia masih terus kuat. Tingkat kemiskinan negara ini telah mencapai satu digit, tingkat terendah yang pernah ada. Namun, dengan melambatnya laju pengentasan kemiskinan, penting untuk melindungi mereka yang masih berjuang mencapai keamanan finansial kelas menengah," kata Satu dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (23/3/2020).

Baca Juga: Indonesia Diguyur Dana Hibah US$3 Juta untuk Perangi Corona

Ia mengungkapkan, sekitar setengah penduduk dewasa Indonesia saat ini tidak memiliki rekening bank. Sehingga kesempatan mereka untuk berinvestasi bagi masa depan terbatas, yang kemudian tak memiliki perlindungan dari guncangan finansial dan non-finansial.

Selain itu, terbatasnya layanan keuangan dan kurangnya insentif untuk tabungan jangka panjang menciptakan risiko lebih lanjut bagi individu serta membatasi peluang investasi di sektor-sektor penting, seperti infrastruktur.

“Dukungan Bank Dunia untuk reformasi sektor keuangan di Indonesia merupakan komponen penting dari kerangka kerja kemitraan negara kelompok Bank Dunia untuk Indonesia yang terfokus kepada prioritas pemerintah," ucapnya.

Sementara Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kementerian Keuangan RI Luky Alfirman mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah telah mengambil langkah-langkah penting untuk memperkuat sektor keuangan, khususnya pengawasan keuangan dan pengelolaan di masa krisis.

"Sekarang, percepatan reformasi lebih lanjut untuk meningkatkan efisiensi dan inklusi tanpa mengabaikan stabilitas diperlukan untuk membiayai kurangnya infrastruktur dan memperluas peluang ekonomi bagi individu dan usaha di Indonesia," tambahnya.

Luky menambahkan pinjaman ini akan memberikan bantuan anggaran bagi agenda reformasi Indonesia di tiga bidang kebijakan utama. Pertama, menambah ukuran sektor keuangan Indonesia dengan memperluas jangkauannya, memperluas produk pasar keuangan, dan memobilisasi tabungan jangka panjang.

Baca Juga: Trump Perintahkan Raksasa Digital AS Gunakan Teknologi Super Atasi Corona

"Ini akan meningkatkan ketersediaan dana dan akses terhadap peluang keuangan bagi individu dan perusahaan," ujarnya.

Kedua, meningkatkan efisiensi sektor keuangan dengan menjadikan praktik keuangan lebih transparan, andal, dan berbasis teknologi. Hal ini akan menguntungkan baik individu maupun perusahaan dengan membantu menyalurkan tabungan untuk peluang investasi paling produktif dengan cara yang lebih murah, lebih cepat, dan lebih aman.

Ketiga, memperkuat ketahanan sektor keuangan untuk menahan guncangan, dengan memperkuat kerangka kerja resolusi, mempromosikan praktik keuangan berkelanjutan, dan membangun mekanisme keuangan risiko bencana.

"Ini akan mendukung Indonesia dalam perlindungan untuk masyarakat dan aset jika terjadi guncangan," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: